Searching...
Jumat, 03 Desember 2010

SEPENGGAL EPISODE FARITS

Prolog
“Jika kebaikan yang sedang kita lakukan adalah sebuah amanah yang berat, maka janganlah sekali-kali meminta yang lebih ringan, tapi mintalah punggung yang kokoh untuk memikulnya yasarokallah..”anonym.
*
Orang-orang biasa memanggilnya farits, sosoknya yang tinggi, tegap, kurus dan berkulit hitam menampakan kalau dia memang orang biasa, pembawaannya yang tenang, matanya yang sayu, dan penampilannya yang sederhana, sekali lagi dia memang orang biasa, biasa? yah…! bukan siapa-siapa bahkan hanya sedikit mungkin yang tahu kehidupanya, namun siapa yang menyangka kalau kehidupannya justru luar biasa, siapa yang tahu kalau justru kehidupannya menyimpan banyak hikmah, ilmu dan iman bagi orang-orang yang berinteraksi dengannnya. Orang tua, sahabat, dan teman liqonya menjadi saksi bagaimana sosok yang satu ini mengarungi kehidupannya dengan sebuah azam besar,sebuah tekad yang membara bahwa “Saya harus menjadi orang besar..!”.Padahal dia hanya seorang mahasiswa miskin dari kampung kecil di sukabumi, takdir membawanya masuk ke UIN SGD Bandung dan menempuh jenjang S1 Jurusan Pendidikan Matematka, tahun ini dia sedah semester 3, dan dari sanalah kisah ini bermula.
*
“Akh, malam ini berapa box donat yang akan antum ambil? Tanya daya, sambil memijit tombol HP nya, dia menatap sekilas kearah faris yang sedang duduk sambil membaca buku, menunggu jawab dari sang sahabat sejati, sahabat sebisnis, namun juga sahabat sejiwa dan seraga.
“Insya Allah 3 box, kapan kita berangkat ?”
“Bakda isya aja yah, kebetulan motornya masih dipakai oleh akhi Mulky ”ujarnya
“Siip !!” sambil mengacungkan jempol, faris kembali menekuni buku yang sedang dibacanya. “Kurikulum Matematika”.
Setiap malam kedua sahabat itu bergiliran pergi ke ujung berung untuk mengambil donat dari pedagang baik hati, pak tono, yah..! untuk menyabung hidup, faris dan daya berjualan donat, setiap malam mereka pergi, dia biasa mengambil 2-3 box donat sehari, satu box donat sendiri seharga Rp. 9.000,-
Biasanya dia jual seharga 1.300-1500 rupiah, lumayanlah kalau sedang bagus jika dihitung-hitung persatu box ada 12 buah lalu dia jual Rp1.300, faris biasa meraup keuntungan berkisar Rp.6.000 lebih per box, itu pun kalau laku semua dan gak ada yang ngutang, tapi tak jarang donat-donatnya tidak laku, kalau sudah begitu maka sambil tertawa dia akan mengundang teman-temannya satu kostnya untuk menghabiskan donat-donatnya dengan gratis !!! ha… dinamika bisnis ujarnya.
Donat-donat yang dia beli, biasanya di titipkan dikostan akhwat, kostan anida dan anisa masing-masing mendapat jatah 1 box, sedangkan sisanya dia simpan di Sekretariat Lembaga Dakwah Kampus (LDK), itu semua dia lakukan setiap pagi, baru sorenya dia ambil box yang isinya sudah tergantikan dengan uang donat dari kostan dan Sekre, para pelanggan mengenal donat yang dijajakan faris dengan sebutan “Donat Ukhuwah !”
*
Pagi yang indah, langit yang cerah, orang-orang menatap hari dengan penuh gairah, begitu juga faris, mahasiswa matematika satu ini begitu bersemangat memasuki gerbang UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Setelah tadi malam ia isi dengan qiyamulail 4 rokaat dilanjutkan dengan tilawah ½ juz, lalu dzikir al-matsurat, hemm.. sambil menenteng 2 box donat yang akan dititipkannya di Sekre LDK, ia bayangkan hari ini dengan penuh semangat… penuh barokah… mata kuliah kalkulus, aljabar linier, kurikulum, media, pak asep dudit, bu rahayu, pak agus, pak dadang… betul-betul menggetarkan jiwa sang penuntut ilmu, teman-teman yang sesemangat, seirama, sefikroh, seghiroh… luar biasa !!!
Farits pun mempercepat langkahnya, dipertegas kakinya, segera ia titipkan donat-donatnya ke asep, penjaga mini market ukhuwah di sekre LDK lalu dengan senyum merekah dia ayunkan langkah kecilnya menuju gedung W tempat dia memadu kasih menuntuta ilmu dengan teman-teman dan para dosennya. 
“Marilah kita awali perkuliahan kita kali ini dengan pembacaan basmalah..” pak dadang, dosen mata kuliah media mengawali pembelajaran hari ini.
“Bismillahirrohmanirrohim” jawab anak-anak serempak.
“Sesungguhnya Allah telah menjadikan alam ini sebagai media ilmu untuk kita, kita bisa memanfaatkan apa saja yang terkandung didalamnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan, termasuk matematika, sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk mendikotomikan perkuliahan kita dengan al-islam yang hanif ini “
Dan hari ini faris mendapatkan sejuta hikmah yang didapat dari perkuliahannya, sejuta ilmu dari dosen-dosennya, gelora iman pun kembali memuncak,membuncah, mengalir deras bagaikan air yang terpancar, menyisakan ruang-ruang spiritual yang menyejukan. Perkuliahan pun selesai tepat pukul 12.00.
*
Awan kelabu berarak dalam gugusan tak terbilang, sungguh aneh memang kota bandung, ketika panas menyengat, tanpa disangka-sangka mega tebal berkumpul, lantas mencurahkan hujan deras. Selesai kuliah farits bergegas menuju kantin bu anto, perutnya sudah kelaparan, sejak pagi hanya diisi dengan air kopi buatan Mahmud teman satu kamarnya yang baik hati.
” Nasi uduk sama bala-bala bu “pesennya kepada Bu anto, sosok pendek gempal yang dipanggil bu anto tersenyum, mengerti dengan pesanan sang pelanggan, bergegas beliau mengambil piring, menyedok nasi dan mengambil bala-bala, begitu siap tersedia, logika perutnya langsung memberi intruksi, serang.... !!!.
Rinai hujan kian deras, tanda-tanda hujan reda pun belum tampak, diperhatikan disekelilingnya banyak orang yang juga berteduh di warung ini, arloji ditangannya sudah menunjukan pukul 12.30 “Astagfirulloh … belum shalat” gumanya. Tiba-tiba sebuah dering sms mengejutkan dirinya,
Ass. Afwan akhi faris bisa antum gantikan posisi akhi dendi sebagai penceramah kajian rutin himatika di mesjid Ikomah ?
Ukhty selly, itu sms dari ukhty selly, tapi mengapa mendadak begini ? batin faris, faris pun dicekam kebingungan seketika.
Wass. Acaranya hari apa dan jam berapa ? 
jawab Farits Menjawab SMS dari Ukhty Selly. Diam-diam Faris berharap ada sedikit kelonggaran baginya, setidaknya rasa gugup dan pikiran yang mengambang tidak sampai menghampiri dirinya tatkala mengisi kajian nanti.
Hari ini, bakda ashar jam 15.30, bisa akhi?
Diliriknya jam dinding diwarung ini, masya Allah sudah pukul 12.30 batin faris, belum shalat lagi, ujarnya menggerutu.
Afwan ukhty selly, waktunya kok mepet banget, ana sama sekali belum persiapan
Jawab Faris…. Sekali lagi, Faris berharap ukhty selly faham, bahwa mustahil sekali harus mempersiapkan ceramah dalam waktu yang teramat sempit, relative singkat.
Hanya antum harapan kami satu-satunya, tadi ana sudah menghubungi akhi lega sutari, namun beliau pun harus mengisi kajian ditempat lain.
Farits terdiam, tak dibalas smsnya, hingga akhirnya 
Ana mohon bantuannya, antum sudah biasa mengisi acara, taujih antum juga bagus, ini acara rutin sekaligus launcing tutorial bagi anggota HIMATIKA yang baru, gak mungkin kalau dibatalkan, please tolong kami ya…
Sejenak Farits berfikir, apakah dia akan memberi jawaban ya atau tidak, dilihatnya agenda hari ini bakda ashar, kosong!. Ah.. inikan buat dakwah, kenapa aku mesti hitung-hitungan “batinnya” tapi belum persiapan, gimana ya..!! “baiklah lebih baik aku coba saja” batinnya mantap. Tanpa berpikir banyak, dia ketik beberapa baris kalimat dan segera dikirimkannya kepada ukhty selly.
Baiklah ukhty, demi suksesnya acara ini ana bersedia, tapi lain kali jangan mendadak lagi yah, afwan. 
Hujan mulai mereda, kabut pun hilang sedikit demi sedikit, bergegas Farits meninggalkan warung Bu Anto setelah telebih dahulu membayar makanan yang di pesannya. “makasih bu” ujarnya seraya memberikan uang kepada bu anto.
Merasa belum sholat dia menuju mesjid Ikomah, diperjalanan ada perasaan sesal, kenapa tadi dia tidak berjamaah dhuhur dulu, namun, mau bagaimana lagi,.. sudah terlanjur.? “batinyaa mengeluh.
Suasana mesjid Istikomah masih seperti biasa, ramai! Banyak orang disana-sini, ada yang tiduran, tilawah, sholat, beajar kelompok bahkan tidak sedikit yang menjadikan tempat ini untuk memadu kasih, Astagfiruloh..!! begitu sampai, Faris segera menuju tempat wudhu, dilantai dasar, dilihatnya kembali arloji ditangannya 13.00 setelah berwudhu, dia langsung menuju ruang utama mesjid untuk menunaikan sholat dzuhur.
Usai sholat dan berdzikir.. dipikirkanya materi yang akan dia berikan pada hari ini, dilihatnya tas butut kesayangannya “Mudah-mudahan terbawa” batinnya, dan aha ! sebuah buku biru lusuh dia keluarkan dari tas nya, “Agenda tarbiyah” dibukanya buku itu dengan hati-hati, buku yang senantiasa dia bawa kemana-mana, buku kenangan buku yang pertama kali mengenalkan dia dengan dunia dakwah, dunia tarbiyah! Buku yang memiliki peran yang besar dalam merubah kehidupannya dulu. Buku itu pemberian murobby pertamannya yang sudah tiada. Farits masih mencari kira-kira materi apa yang cocok untuk kajian kali ini. “Korelasi sains dengan al-qur’an” itu saja, segera dia buat catatan kecil untuk bahan ceramahnya, sedangkan jam diarlojinya menunjukan pukul 13.30, masih ada waktu!. Dia buka mushap hitamnya untuk mencari rujukan dari Al-qur’an, dan dia jadikan buku itu sebagai peganganya, setelah dirasa siap Faris menenangkan dirinya dengan tilawah quran, sampai menjelang ashar.
*
Mesjid ikomah merupakan satu-satunya pusat kegiatan keislaman di UIN SGD Bandung, hampir setiap hari diramaikan oleh jemaah yang hendak sholat dan beraktifitas lainnya, meskipun lebih banyak digunakan LDK sebagai pengelola, namun tak sedikit HMJ-HMJ yang berafiliasi dengan islam menjadikanya sebagai sarana untuk mengembangkan berbagai potensi mahasiswa, termasuk HIMATIKA, HMJ yang dikenal dengan kegiatan-kegiatan keislaman ini, lebih cocok jika disebut sebagai rohis MIPA, maklum, selain pengurusnya anak-anak rohis, kultur yang dibentuknya pun sangat islami.
Acara dimulai tepat jam 15.30, tempat acara diruang utama, ikhwan dan akhwat digabungkan dengan hijab kain sebagai pembatas. Dilihatnya yang hadir sekitar 300 orang, banyak banget!! Gumam Faris, padahal sepengetahuaanya kader baru Himatika hanya 100 orang saja. Tapi.. akhirnya Farits sadar bahwa ynag hadir tidak hanya warga HIMATIKA, namun juga mahasiswa dan dosen dari jurusan dan fakultas lain, tiba giliran Faris menyampaikan ceramah, dengan raut mimik sederhanannya, dia tatap jamaah dengan wajah bersemu merah, malu, bangga, sekaligus takjub, matanya berkaca-kaca, setelah sekian lama dia mengisi kajian baru kali ini yang hadir begitu banyak “terima kasih ya Allah, bismilah” gumamnya memulai ceramahnya.
Akhirnya Faris memulai ceramahnya dengan sebuah ayat al-quran, dia sihir para jamaah dengan sentuhan kata-katanya yang memikat, semuanya terpesona mendengar kata-katanya, diujung mesjid terlihat orang-orang mendekati majlisnya hinggga tak ayal mesjid pun sesak dengan jamaah yang membludak karena ingin mendengar ceramahnya. Sore itu, mentari menyibakan cahayanya di ufuk barat, seakan tersenyum bertasbih memuji keagungan Tuhan, menyemai kedamaian, kerinduan akan sebuah kemenangan dakwah.
Sore itu Nampak sebuah pemandangan cinta yang mengugah hati, memancarkan cahaya, mendengarkan lantunan ayat-ayat cinta dan Fais pun menyudahi cerita hidupnya hari ini dengan sebuah untaian do’a.
“Ya Allah sesungguhnya engkau pernah berfirman, bahwa barang siapa yang menolong agama Allah, maka engkau akan menolong dan meneguhkan kedudukannya dimuka bumi, maka saksikanlah!! Bahwa aku adalah orang itu. Ya Allah jika ada 1000 orang yang berjihad dijalan Allah maka jadikanlah aku termasuk didalamnya, jika ada seratus orang yang berjihad dijalan Allah maka jadikanlah akusalah satu diantarnya, hanya satu orang yang berjihad dijalan Allah, maka jadikanlah orang itu adalah aku..!!”
Faris terus khusyu dalam do’anya, setelah selesai mengisi kajian ditengah sholatnya do’a-do’a itu terus mengalir, mengalir deras dengan untaian asa yang memuncak, ditengah do’anya faris tersadar kalau malam iini dia harus kembali mengambil donat dengan daya di rumah pak tono ujung berung.

0 comments:

Posting Komentar

 
Back to top!