Searching...
Selasa, 14 Desember 2010

ALL ABOUT FRIENDSHIP

Adakah diantara kita yang bisa hidup sendirian? Tengok aza sesuatu yang lagi kamoe pake, baju misalnya. Apakah kita membuatnya sendiri? benangnya? Kancing bajunya? Ataukah kita yang memintal benangnya? Yang pasti jika kita melakukan itu seorang diri kayaknya sulit sekali membuat sebuah baju yang layak untuk kita pakai. Contoh ini cukup sederhana untuk membuktikan bahwa kita membutuhkan orang lain dalam menjalani kompleksnya kehidupan.

Orang lain memang sangat kita butuhkan, apalagi seorang sahabat. Mungkin kalian termasuk orang yang punya banyak sahabat, ato mungkin kalian belum menemukan seorang sahabat. Yang pasti perasaan ingin memiliki seorang sahabat yang bisa dijadikan “pelacur” (pelayan curhat maksudnya he..he..) yang membuat kita lebih nyaman dan membuat kita bisa lebih menikmati hidup adalah fitrah.

Rasulullah Saw. Bersabda “Orang mukmin itu menjalin persahabatan dan mau dijalin;tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak mau menjalin persahabatan dan tidak mau dijalin. Sebaik-baik orang adalah oreng yang paling bermanfaat bagi orang lain.”

Persahabatan adalah sebuah hubungan yang setara, antara yang satu dengan yang lain dalam melakukan aktifvtas yang timbal balik. Tetapi sahabat bisa dikataklan sebuah cermin. Saat kamu ngaca dan melihat rambut kamu acak-acakan, tentu saja cermin bisa memberi tahu kamu bahwa rambut kamu tuh acak-acakan, so kamu bisa memperbaiki dandanan kamu. Apa jadinya coba kalo kamu ke sekolah dengan rambut acak-acakan, bedak kertebelan, ato baju awut-awuatan.

Rasulullah Saw. pun bersabda, Al mar`umir`atul mu`min idza ra`ai fihi `aiban ashlahahu. “Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin yang lain, apabila meliahat aib padanya ia segera memperbaikinya “ (H.R. Bukhari)

Jika cermin alias sahabatmu tidak jujur, maka ketika kamu melakukan kesalahan, ia akan berkata , “Nggak, kamu benar kok!”. Atau jika kamu melakukan suatu kebodohan . ia bilang, “Wah, kamu pintar!”. Dan kamu harus yakin bahwa ia bukanlah sahabat sejatimu. Sahabat sejati akan selalu berkata jujur walaupun hal itu terasa pahit baik untuk kamu ataupun sahabatmu dan sahabat sejati selalu menginginkan sahabatnya untuk menjadi baik, baik menurut Allah dan Rasul-Nya, serta baik dihadapan orang-orang mukmin. That`s the truly friendship!

Ada sebuah kisah heboh tentang persahabatan. Hal ini terjadi pada saat perang Yamuk, Hudzaifah Al-Adwy pergi membawa seteko air sambil mencari kemenakannya diantara jajaran pasukan yang telah gugur. Hudzaifah berharap nyawa kemenakannya belum terlepas sama sekali dan ia pasti sangat membutuhkan air.

Barangkali masih hidup, aku akan memberinya minum.” Gumamnya. Ternyata benar. Hudazaifah mendapatinya dalam keadaan sekarat, antara hidup dan mati. “Maukah kau kuberi minum?”Tanya Hudzaifah

Dengan mengangguk ia memberi isyarat setuju. Belum lagi bibir menyentuh air, dari sebelahnya terdengar seseorang mengerang, “Aaah, aah …”

Hudzaifah mendapatkan isyarat, supaya ia pergi menemui suara itu untuk memberinya minum. Ternyata suara itru berasal dari Hisyam bin Ash. Ketika Hisyam hendak meminum air tiba-tiba terdengar dari sebelahnya suara orang lain yang sedang mengaduh, “Aaah, aah…” Hisyampun memberikan isyarat kepada Hudzaifah untuk pergi kepada orang yang sedang mengaduh itu. Ketika Hudzaifah pergi membawa minum kepada pengaduh itu, ternyata ia sudah meninggal. Kemudian Hudzaifah kemballi menuju Hisyam, ternyata ia sudah meninggal. Ia pun segera berlari menuju kemenekannya., innalillahi wa inna ilaihi raji`un. Ia juga telah menghembuskan nafas terakhirnya.

Menakjubkan bukan? Itulah persahabatan ketika dilandasi keimanan dan ketakwaan kepada Allah, maka walau ajal udah nyampe di tenggorokan mereka masih bisa mendahulukan sahabat. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah Saw, “seseorang itu senantiasa bersama dengan yang dicintainya”. Jika kita mencintai kebaikan, maka kita akan bersama dengan orang-orang yang baik. Tul Gak?

1 comments:

 
Back to top!