Searching...
Sabtu, 13 November 2010

MENCARI SEBAB TURUNNYA MILITANSI KADER DAKWAH


Oleh: Salman Awaluddin
Beberapa ikhwah mengeluhkan turunnya semangat kader hari ini. Mereka melihat fenomena memudarnya semangat juang diantara sebagian kader, khususnya para aktifis dakwah kampus UIN, kecenderungan yang dialami para kader terlihat begitu memprihatinkan, militansi yang coba dibangun oleh para qiyadah dakwah(termasuk didalamnya para murobbi)belum mampu menghasilkan para jundi-jundi dakwah yang memiliki kriteria dai pejuang,cenderung mereka nyaman berada di zona teraman, tanpa mau terlibat pada konstelasi dakwah yang ada, baik itu dinamika politik,maupun social yang ada di kampus.
Tentu saja fenomena ini tidak muncul begitu saja, ada sebab musabab hal ini bisa terjadi, namun sudah banyak analisis yang dilakukan oleh para praktisi dakwah untuk memecahkan masalah yang menurut saya cukup krusial namun lazim dan bukan merupakan permasalahan baru dalam belantika dakwah kampus.
Cukup banyak kajian-kajian yang dilakukan untuk membedah problematika dakwah kampus sekaligus alternative-alternatif solusi yang ditawarkan, seharusnya masalah ini sudah selesai dan tidak perlu dibicarakan, idealnya!namun, kenyataanya UIN seakan terjebak pada permasalahan ini, sehingga kita begitu kesulitan melakukan akselerasi-alselerasi dalam bingkai optimalisasi peran dalam dakwah kampus, bukan tidak mungkin inti permasalahanya cukup(kalau tidak dibilang sangat)sederhana,,namun apa yang terjadi sebenarnya dengan dakwah kita…/dakwah kampus UIN,tak perlu saya menyebutkan, namun cukuplah beberapa analisa dari kasus yang ada membuat kita untuk sedikit merenung, bukan pada permasalahan, namun pada penyikapan, bukan menyikapi korban(sebagai objek kasus)namun kita selaku pengelola, baik itu sebagai qiyadah, murobbi, ketua wajihah, maupun pengurus inti di wajihah, tentu saja tnpa bermaksud menghakimi, namun cukup sampai disini kita batasi analisa kita.
Marilah kita coba korek apa penyebab degradasi multi dimensi(begitu saya menyebut untuk menelisik fenomena)yang dialami dakwah kita,?apa yang menyebabkan pemahaman kader hari ini tidak syumul(comprehensive)?apa yang menyebabkan militansi kader hari ini luntur,ruhul istijabah mereka berkurang, dan kontribusi serta tadhiyah mereka menurun, jangan-jangan memang sejak awal kita tidak terlalu serius mengurusi dakwah ini, jangan-jangan sejak awal kita memang tidak memiliki visi misi yang jelas bagi dakwah ini, atau mungkin manajerial, juga sumber daya manusia yang tidak mumpuni dalam mengelola,yang lebih parah kualitas ruhiyah yang ditopang oleh semangat ubudiyah kita kepada Allah yang rendah yang membuat dakwah ini kehilangan ruh dan geraknya.
Saya kira inti permasalahanya tidak semata-mata bertumpu pada kapasitas manajerial,pemahaman keislaman yang kuat, sumber daya pengelola yang baik dan banyak, atau sumber pendanaan yang kuat disertai jaringan yang masif, namun dengan tidak meremehkan itu semua, bukankah muara dan asal dakwah kita adalah keimanan,…?dalam berbagai dimensi keimanan yang kita yakini berasal dari fikroh keislaman kita yang universal,membuat kita kembali bertanya kepada diri kita sendiri, sudah seberapa jauh jiddiyah yang kita lakukan dalam rangka mempertebal keimanan kita kepada Allah SWT, sudah berapa kuat kita memberi porsi perhatian pada ibadah-ibadah yaumiyah kita yang dulu kita yakini sebagai bahan bakar utama pergerakan kita,seberapa seriuskah kita menghadisi majlis majlis ilmu dan dzikir dalam rangka meningkatkan kapasitas keislaman dan kedekatan kita dengan Allah, atau jangan jangan hari ini qiyamulail kita sudah mulai bolong,tilawah kita sudah mulai berkurang, dhuha kita sudah ompong, atau mungkin shaum-shaum kita, tanpa bermaksud untuk memaksakan diri kita melakukan berbagai amalan diluar kapasitas kita, namun betulkah selama ini kita sudah begitu maksimal mempersembahkan penghambaan kita kepada Allah, memberikan yang terbaik dalam rangka cinta kepada Allah…???atau jangan-jangan(nau`udzubillah)itu sudah menjadi cerita fiktif di negeri dongeng yang kita sampaikan kepada para jundi dakwah kita,para mutarobbi kita, tanpa kemudian mereka mampu melihat dan merasakan sendiri bagaimana orang-orang itu nyata memberikan teladan bagi mereka. Saya kira disanalah letak permasalahanya…!bukan pada yang lain, titik urgensinya adalah pada keteladanan yang sudah hilang,sekali lagi kita mesti jujur,demi Allah kita mesti jujur pada diri kita sendiri, seberapa pantaskah kita mendapatkan kondisi kader dakwah(para junududakwah)melebihi kapasitas yang kita miliki, jangan sekali-kali kita mencoba menuntut mereka,jika hari ini mereka sendiri kebingungan mencari orang yang bisa dijadikan keteladanan,namun kita juga tidak bisa pesimis dalam melihat fenomena ini.mari…kita jadikan ini sebagai ibroh perjalanan dakwah kita kedepan, untuk masa depan dakwah yang lebih gemilang. Insya Allah…kita akan melihat gelombang itu kembali membesar, mmbentuk tsunami besar yang akan menyapu seluruh kemaksiatan yang ada di kampus kita, minimal kita mulai dari diri kita sendiri.

1 comments:

  1. mantep!!! keren lah tulisannya

    btw, paragrafnya di kasih jarak dunk, agak susah bacanya @_@

    BalasHapus

 
Back to top!