Searching...
Minggu, 15 Februari 2015

PATRONASE ANTARA MINORITAS DAN MAYORITAS

PATRONASE ANTARA MINORITAS DAN MAYORITAS

Oleh: M. Jandi al-Farisi,(Calon Sosiolog Muslim)

Kadep Sosmasy PK KAMMI UIN BDG Masa Bakti 2014-2015
Motto: Rencanakan, Lakukan Dan Tuntaskan
=================================================================












Banyak orang berkata bahwa minoritas adalah hal yang sangat menyedihkan bahkan amat buruk dimata mereka, dengan kondisi yang tebatas dan kekuatan yang lemah. Tapi bagi ku itu semua hanyalah siulan semata bagi mereka yang enggan untuk berafilisai dengan suatu gerakan yang beratasnamakan gerakan dakwah siyasi. Memang keberadaan minoritas dipandang sebelah mata bagi mayoritas yang mempunyai kekuatan besar dalam hal kuantitas masa, akan tetapi disisi lain minoritas lebih berkuasa dalam hal argumentasi, gagasan dan pemikiran yang diberengi dengan intelektualitas tinggi dan kualitas bukan kuantitas. Itulah salah satu nilai plus keberadaan minoritas yang selama ini saya rasakan, ya walaupun dalam cakupan yang amat kecil akan tetapi hal seperti ini merupakan elaborasi yang amat tepat untuk wadah perjuangan kader KAMMI.
Patronase untuk menguasai sebuah kelompok memang memerlukan SDM yang mumpuni demi menyeimbangkan momentum yang sedang kita lakoni, agar keberadaan kita tak lagi terkecoh oleh politik picik para mayoritas yang hendak mengambil kekuasaan dengan jalan yang amat kurang tepat. Hal yang serupa adalah disini kita bisa mengambil momentum tadi yang sedang mereka lakoni bahwasanya jika mayoritas mereka memfokuskan targetan yang hendak mereka ambil dalam hal kekuasaan untuk menghegemoni sebuah lembaga yang ada melalui politik, dan ini yang amat fatal bagi mereka mengabaikan dunia pendidikan yang semestinya seimbang antara organisasi dan pendidikan. Wakil dekan tiga FISIP Dr. Ahmad Ali Nurdin, Ph.D mengatakan bahwasanya mahasiswa yang ideal adalah mereka yang mampu menyeimbangakn antara dunia perkuliahan dan dunia organisasi terutama organ extra, mahasiswa yang IPK 4 akan tetapi tidak seimbang dalam artian hanya perkuliahan saja yang ia geluti itu kurang sempurna, mahasiswa yang IPK 1,0 dia tidak aktif kuliah apalagi organisasi itu merupaka musibah besar, disisi lain mahasiswa dengan IPK 4 atas dasar antara kuliah dan organisasi seimbang inilah mahasiswa yang sesungguhnya. 
Disinalah peran kita sebagai KADER KAMMI yang mempunyai strategi jitu dalam mengambil kesempatan yang ada di depan mata, jika mereka hanya mengambil posisi bagian kiri saja maka kita harus seimbang antara kiri dan kanan bahkan tengah, belakang, atas dan bawah sekalipun, kita manfaatkan dengan semaksimal mungkin Untuk membuktikan bahwa KAMMI adalah sebuah organisasi yang tidak hanya memikirkan dunia siyasi saja. Bergelut dalam perpolitikan kampus yang sama sekali tidak mendapatkan ruang sebesar-besarnya bagi PARA KADER yang ingin berkontribusi demi mewujudkan kampus madani.
Jadilah sebuah pembeda dalam sebuah kelompok, jadilah warna yang terang dalam sebuah lukisan, jadilah sebuah goresan yang jelas dalan melangkah, jadikanlah suara yang lantang demi memecahkan heningnya suasana, dan jadilah penengah sebagai bentuk rasa solidaritas kita dalam menyelesaikan problematika, jadilah cermninan yang akan memantaskan diri bagi siapapun yang hendak berkaca, jadilah panutan bagi siapapun yang pernah berinteraksi secara massif dengan kita, jadikanlah status dan peran kita sebagai mahasiswa yang mampu menempatkan hak dan ketentuanya yang benar.
Mungkin kita sedikit kesulitan untuk menduduki bangku jabatan yang telah terhegemoni oleh bebrapa penguasa. Tapi disisi lain kita jangan merasa futur, patah semangat, enggan untuk berjuang dan sulit untuk diakui secara asusmsi. Peran kader KAMMI untuk merekonsiliasi struktur sistem yang ada itulah yang harus kita lakukan sekarang, memperbaiki, memperbaharui dan memulihkan segala sesuatu yang kini telah mereka leburkan.
Sesuai dengan teori Ibn Khaldun dalam bukunya epistimoilogi sejarah kritis karangan Tato Suahrto menyebutkan bahwasanya sejarah identic dengan peradaban dunia, ia mencakup selurus aktivitas manusia pada suatu waktu dan pada suatu tempat tertentu. Makah istilah rekonsiliasi inilah yang patut kita lakukan demi mengembalikan peran strategis orang-orang yang mempunyai intelektualitas yang tinggi.
Dalam teori gerak sejarah (Ibn Khaldun) menyebutkan ada tiga teori penting umat manuasia yaitu teori siklus, teori einmalig, dan teori linear. Pertama teori siklus yaitu sejarah yang bergerak secara melingkar atau segala sesuatu itu berputar sesuai dengan porosnya, apabila kita dahulu sempat jaya dengan tokoh akh Andriana, yang kini menjadi ketua umum KAMMI pusat, Akh Kadir, Akh Acep dll yang sempat menggemparkan masyarakat kampus dengan berbagai gebrakannya. Akan tetapi hal itu kini telah berbalik. KAMMI kala ini sedang ada dibawah, dan hal ini jangan kita biarkan begitu saja, mari kita kembalikan sejarah siklus ini dengan membalikan kembali sejarah masa lalu kita dengan mengibarkan bendera bahwa KAMMI disini masih ada dengan berbagai cara dan strategi yang sedang kita lakukan dalam naungan KABINET KAMMI PROGRESIF.
Kedua teori einmalig yaitu sejarah yang berjalan hanya sekali saja tanpa ada tindak lanjutnya untuk bangkit kembali baik di masa sekarang ataupun masa yang akan datang, segala sesuatu yang akan jaya secara progress prosesnya berjalan dengan alot tapi pasti, pastilah kita akan jaya kembali atau tumbuh kembali dengan kader-kader yang cukup militant. Tapi permasalahanya apakah sikap kita dalam melihat situasi secara stagnan, satatis jalan ditempat dengan memikul beban yang amat berat apakah kita akan maju. Tidak. KAMMI haruslah bangkit kembali sejarah keemasan kita harus kita ukir kembali, dengan berkolaborasi melalui berbagai elemen kelompok.
Ketiga teori spiral yaitu bisa dikatakan bahwasanya ada perpaduan antara teori siKlus dan teori linear, dalam artian bahwasanya sejarah itu berulang terus menerus dalam lingkaran spiral yang yang meningkat menaik kearah kemajuan dan kesempurnaan. Sejarah dipandang sebagai garis lurus menuju progress dan perfeksi. Oleh karena itu teori ini disebut progressive philosophical viewpoint of histoty. Peran kita sebagai KADER KAMMI haru menajdikan teori ini sebagai pegangan kita dalam melakukan revolusi kemenangan yang terus menerus secara bertahap hingga menuju kemengan yang nyata atas dasar kerja keras.
Ini semua merupakan perjuangan untuk mencapai kemenangan dan kemajuan. Maka dari itu akh Rijalul Iman mengatakan KAMMI harus menyiapkan momentum terbaik yang akan melahirkan kader-kader pejuang KAMMI yang berkualitas islami. Ketua umum KAMMI UIN BDG mengatakan KAMMI saat ini tidak bisa lagi berjuang sendiri akan tetapi harus berkolaborasi dengan berbagai elemen, baik itu berbasis sosial, agama,pejabat kampus LSM, kepemudaan dll. Kita harus mampu membaca situasi dan kondisi sifat kepekaan kita perlu dipertajam lagi, analisis kader perlu dipertajam lagi dan tetntunya cara kerja kita perlu di intensifkan lagi. KAMMI saat ini membutuhkan kader yang loyal, militant, dan pro terhadap kebenaran. Bukan hanya loyal, militant dan pro terhadap kebenaran tapi tidak dibarengi dengan SDM yang kuat, gagasan yang kuat, analisis yang kuat, dan stategi yang kuat pula. Kita jngan hanya menonjolkan identitas semata melalui berbagai pencitraan yang digembar-gemborkan. Tapi kita imbangi semua itu dengan berbagai ketentuan yang ada dan itu perlu dipersiapkan demi generasi penerus berikutnya.
Perlu ditegaskan kembali bahwa minoritas tidak selalu dipandang sebelah mata dan tidak selalu tertindas, tapi minoritas mampu bersaing secara sehat demi mempertahankan gagasan dan berbagai keilmuanya.
Insya Allah. Dengan Allah kita memperoleh taufiq, tidak ada tuhan selain dia. (Ibn Khaldun, the mukaddimah)
The minority is sometimes right, the majority always wrong. (Karl Marx)



 Post by #HUMAS KAMMI UIN Bandung/KN

0 comments:

Posting Komentar

 
Back to top!