Searching...
Sabtu, 21 April 2018

MENGUKIR APA DI USIA PARUH ABAD 50 TAHUN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG ?


      Separuh abad kampus Islam berdiri. UIN Bandung sudah memberi dan berprestasi kah?. Sekilas cerita dan fakta, sejak 1957 didirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) diberbagai kota Provinsi sebagai Akademi Dinas Departemen Agama. Pada 24 Agustus 1960 semua ADIA digabungkan dalam PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam) di Yogyakarta dan menjadi IAIN Aljamiah Hukumiah Syarif Hidayatullah Jakarta, baru 1968 menjadi tahun cikal bakal berdirinya Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, yang dimana UIN SGD BDG adalah salah satu cabang Bandung yang diresmikan menajdi IAIN Sunan Gunung Djati Bandung.

      UIN SGD BDG didirikan oleh banyak tokoh masyarakat, alim ulama, dan cendekiawan Muslim. Yag berjuang untuk mendirikan  IAIN di Jawa Barat. Salah satu tokoh menjadi nama yang masyhur dikalangan mahasiswa UIN Bandung karena dipakai menjadi nama salah satu gedung yang bergengsi yaitu gedung Anwar Musaddad yang diambil dari pendiri UIN Bandung yang mana adalah tokoh besar asal Garut. Para tokoh menggalang dukungan dari berbagai pihak, sampai akhirnya kolonel Mashudi (Gubernur KDH Jawa Barat) dan seluruh pejabat/instansi sipil dan militer tingkat provinsi Jawa Barat yang memberikan dukungan.

      Terlepas dari sejarah berdirinya Kampus Islam ini, alangkah baiknya kita merenung sejenak. Sudah mengukir apa saja selama separuh abad ini, sudah menjadi apakah kampus ini, sudah memberi apa kamus Islam ini, sudah menjalin kerjasama dengan siapa saja selama 50 tahun ini sehingga lulusan kampus Islam ini setidaknya tenang dan memiliki harapan masa depan yang jelas karena sebagai langkah kongkret sebuah laboratorium pendidikan manusia mendidik manusia menjadi manusia yang seutuhnya.

      Berjalannya waktu, selama 50 tahun roda kepemimpinan kampus terus bergulir, yang pertama dipimpin oleh KH. Anwar Musadaddad pada tahun 1968 hingga tahun 2018-2019 dibawah kepemimpinan Rektor Prof. Dr. H. Mahmud, M. Si. Belum rasanya melihat dan merasakan prestasi dan kerjasama yang dilakukan kampus tercinta kita ini. Memang UIN SGD BDG diantaranya menjalin kerjasama  dengan Johannes Kepler University (JKU), jalin kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Sukabumi Nomor: Un.05/V.8/O.T.01.1/749/2012, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), BRI Syariah (uinsgd.ac.id), dan lain sebagainya. Namun terlepas daripada itu, kenyataan dilapangan kurang lebih 6000 mahasiswa masuk setiap tahunnya dan pada wisuda yang ke-68 kemarin UIN Bandung meluluskan kurang lebih 2806 mahasiswa/i (suaka.online), yang harusnya siap diserap oleh selruh lapangan kerja yang ada di Indonesia atau bahkan melakukan wirausaha mandiri.

      Cerminan yang miris menurut saya dan beberapa orang teman melihat keadaan kampus tercinta kita ini yang menginjak usia 50 tahun yang seharusnya sudah memperlihatkan dan menginformasikan kepada seluruh civitas academica UIN Sunan Gunung Djati Bandung dengan kabar gembira dengan jumlah instansi yang sudah pasti menjadi mitra dan memperlihatkan sumber-sumber pendapatan kampus selain anggaran dari kementrian agama (kemenag), dan memperlihatkan sejumlah prestasi yang membanggakan dari tingkat wilayah sampai ke tingkat Internasional. Namun, pada acara perhelatan puncak Dies Natalis UIN UIN Sunan Gunung Djati Bandung ke-50 tahun (selasa, 10 april 2018 di aula anwar musaddad) belum memberikan angin segar kepada calon-calon sarjana lulusan kampus ini  karena belum terlihat sponsor-sponsor atau mitra-mitra instansi, perusahaan negara atau bahkan swasta dan malah yang ada hanyalah foto artis dan salah satu alumni. Apalah daya beberapa teman-teman dari Jurusan, fakultas, UKM/UKK merasa enggan memberikan tropi kepada pihak kampus karena kadang tidak ada dukungan moril bahkan materil untuk sekadar memberikan apresiasi kepada para mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang telah berjuang untuk mengharumkan nama almamater tercinta.

TERIMA KASIH

( AGUM RESTU ALAM_MANAJEMEN DAKWAH_FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI_VI_A)

0 comments:

Posting Komentar

 
Back to top!