Searching...
Selasa, 27 Januari 2015

Potret Kader KAMMI UIN Sunan Gunung Djati Bandung


Cinta dalam kebersamaan
Pada kesempatan kali ini, berikut laporan hasil wawancara saya bersama narasumber.





Nama Lengkap narasumber yaitu Dini Hardianti, lahir di Bandung pada tahun 1993. Sekarang sedang menempuh pendidikan semester 6 di jurusan Pengembangan Masyarakat Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Orang yang akrab disapa Dini ini, berasal dari KP. Simpang  Rt 01/16 no.16 Desa Panundaan, Kec. Ciwidey Kab. Bandung. Namun, karena jarak yang cukup jauh dari rumah ke kampus, maka sekarang beliau tinggal di KP. Cisalatri Rt 04/05 Cipadung Uber, gang Kujang no.65 PPT Ar-Raaid. Dalam kesehariaannya selain pergi kuliah, beliau juga aktif di sebuah UKM ekstra kampus yang bernama KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia).
Sebelum lanjut lebih jauh, berikut alasan-alasan beliau kenapa memilih UIN, dan jurusan PMI
Alasan masuk UIN:
“Lucu sekali mengenang alasan awal masuk UIN.
Berawal dari kegagalan SNMPTN aku berharap UIN menjadi jalan terakhir agar aku bisa kuiah. Terlepas dari itu ada harapan kelakakuakan menjadi seorang wanita yang mempuni dalam keilmuan agama agar bisa menjadi ibu yang baik untuk anak-anakku kelak, apapun jurusannya, setidaknya UIN dapat memberikan pemahaman keagamaan lebih dibandingkan universitas lain.
Sedikit munafik juga tidak dipungkiri dulu aku berfikir dengan kuliah aku bisa mendapatkan suami yang minima diasarjana.Melihat latarbelakang keluarga yang biasa-biasa saja aku ingin meninggikan derajat keluargaku dengan kuliah.Dan UIN menjadi alasan strategis dengan biaya termurah dibandingkan dengan universitas negeri lainnya.”
Alasan memilih PMI:
“Alasan utamanya jujur saja karena terdoktrin oleh senior PMI. Katanya kalau mau masuk UIN gampang, pilih saja yang jurusannya memiliki passingrade yang kecil. Aku di desak untuk memilik PMI.
Dari semua jurusan di fakultas dakwah, entah kenapa hatiku juga terpaut di PMI.Pengembangan masyarakat Islam menurutku jurusan terbaik di fakultas dakwah karena lulusannya akan banyak sekali memberikan manfaat untuk masyarakat dengan menjadi pemberdaya masyarakat.  Aku juga cinta sosial walaupun basic awalnya dari IPA.”



Dan dari pejelasan beliau, menarik hati saya untuk bertanya alasan masuk kedalam KAMMI, dan berikut jawaban beliau
Alasan masuk KAMMI:
“Lagi-lagi awalnya karena ajakan seorang teman.Mulanya hanya ingin mengikuti training leadersipnya saja, tapi aku menemukan orang-orang positif yang bersama menuju cinta-Nya. Aku memutuskan mengikuti DM1. Aku temukan keluarga disini. Aku mengenal tarbiyah disini. Aku menemukan cinta, kehangatan, kebersamaan, ilmu dan sahabat. Aku merasa antara aku dan KAMMI memiliki kesamaan visi, kesamaan kredo, kesamaan prinsip. Tidak ada alasan untuk tidak memilih KAMMI.”
Selain alasan mengapa memilih KAMMI, tentunya beliau memiliki harapan berada di KAMMI, dan berikut harapan yang beliau tuturkan, saat di wawancara.
Harapan di KAMMI:
“Aku ingin memberikan kontribusi terbaik untuk KAMMI.
Tidak hanya harapanku, tapi juga harapan bersama bahwa KAMMI bisa menjadi pelopor dakwah kampus yang mampu melahirkan kader-kader tangguh dalam menghadap i persaingan zaman dengan tetap memegang teguh ideologinya. Al-qu’an dan Hadis adalah landasan awal yg tidak bisa dirubah. KAMMI akan menjadi organisasi penggerak perubaan menuju kemaslahatan universal baiks kalakampus, maupun indonesia
KAMMI tidak akan membrikan apaun kalo kita skeptis dan pesimis. Setiap kader bertanggung jawab atas harapan2 ya di KAMMI. “
                Beliau memiliki sangat banyak pengalaman selama berada di KAMMI, diantara sekian banyak pengalamannya, berikut adalah pengalaman paling menarik menurut beliau
“Selama Teteh di KAMMI, terlalu banyak momen, hhe
tapi yang paling berkesan jujur ketika aksi ke Jakarta untuk menurunkan harga BBM, KAMMI Jabar bersatu, hampir semua ormas juga ada, organisasi mahasiswa lain juga bergabung. ada perjuangan yang luarbiasa. teteh meraa sedang memperjuangkan hak rakyat. doa kita pajatkan, orasi dan semangat kita bergelora, sbahanalah untuk aksi pertama kalinya, teteh langsung ke Jakarta dan memberikan kesan yang tak terlupakan.
dan beberapa yg juga berkesan ketia menjad paitia PMB, panitia Bimtes dan mendapat predikat panitia terbaik. Sebenarnya bukan karena predikatnya, tapi karena mereka yang memberian banyak kesan positif.”
            Selain sederet pengelaman di KAMMi, beliaupun memiliki pengalaman hidup lain yang tak kalah menariknya. Yaituketika beliau memutuskan untuk berhijab dengan lebih syar’I, dimana pada awalnya memang terasa berat karena harus menggunakan kerudung yang berlapis dua, dan diulurkan dengan panjang pula. Apalagi mendapat komentar dari teman-temannya yang cukup tidak berkenan di hati, karena di bilang gayanya kolot, kaya ibu-ibu dan sebagainnya. Namun ketika bertemu dengan orang-orang yang berada di KAMMI, yang senantiasa mensupport, dan mendukung menjadikan beliau tetap istiqomah untuk tetap menggunakan hijab syar’I sampai saat ini.
Dari sekian banyak pertanyaan yang di ajukan, maka saya dapat menarik kesimpulan, sekaligus judul unutk artikel ini, adalah “Cinta dan Kebersamaan”. Betapa tidak, beliau yang suka dengan makanan sunda serta air putih ini merasakan suasana yang teramat berbeda di banding ketika beliau bersekolah dulu di SMAN 1 Cililin. Dan orang yang memilki motto hidup “Isykariman Aumut Syahidan” ini, memiliki berbagai  harapan untuk lima tahun yang akan dating. Diantaranya adalah
“Harapanku untuk 5 tahun ke depan aku sudah menjadi seorang yang bahagia dan mandiri. Setelah lulus S-1  di 2016 dengan nilai cumlaude, aku melanjutkan studyku ke S-2 dengan beasiswa keluar negri dan lulus dengan gelar baru di tahun 2018 (Dini Hardianti, S.Sos.I, M.Soc) Hidup mandiri tanpa bergantung dari penghasilan orangtua,  menjadi entrepreneur sekaligus bekerja di sebuah lembaga pemberdayaan,  berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat lewat LSM, menikah dengan seorang yang akan menuntunku menapaki hidup bersama dalam balutan iman ditahun yang sama, memliki anak yang lucu di 2020 dan menjadi ibu rumah tangga yang produktif. Tetap mengabdikan dir iuntuk keberlangsungan dakwah dan tarbiyah. Aku ingin menjadi bagian yang memberikan kenangan positif, menjadi inspiring untuk lembaga, organisasi dan teman-teman yang membersamaiku sekarang.”
Beliau memiliki tokoh idola yaitu Rasulullah, Khadijah bin Khuailid, dan Hj. Netty  Heryawan. Dan mari kita do’akan beliau untuk meraih cita-citanya menjadi developer, entrepreneur, motivator muslimah, serta dapat mendirikan yayasan ini dapat terwujud semuanya.
Aamiin.
Seperti kabanyakan orang, tentunya ada masa dimana mengalami “down”  dan kurangnya semangat, beliau juga tentunya pernah mengalami hal yang sama, selama perkuliahan berlangsung. Namun beliau memiliki carra tersendiri untuk dapat bangkit kembali dari rasa “down” itu. Berikut penuturan narasumber
“Ada kalanya teteh juga merasakan down dan tidak semangat, tapi semuaya tiba-tiba hilang karena teteh tidak sendiri, orang2 di dalam KAMMI selalu memberikan energi positif, berkumpul bersama mereka membuat teteh merasakan kehangatan dan memiliki keluarga. selain itu teteh meyakini keberadaan teteh d KAMMI adalah sebuah kebaikan, dakwah dan jihad fisabilillah yang Allah Ridhai insyaallah.  Ukuwah dan cintalah yang membuat teteh bertahan.”
Untuk yang terakhir, beliau memiliki harapan-harapan tersendiri untuk kader-keder KAMMI yang baru.
untuk Iis dan semuanya, rasakan dan nikmatilah petualangan di KAMMI, karena seungguhnya KAMMI tidak akan memberikan apapun jika kalian tidak menjadi bagian dari KAMMI. Kenali lebih dekat KAMMI, teteh tidak akan menyuruh untuk berkontribusi untuk dakwah dan KAMMI, karena yang membutuhkan dakawah adalah kalian sendiri. Kenikmatan dari kopi adalah ketika kita meminumnya selagi hangat, bukan hanya mencium aromanya saja, jadilah bagian didalamnya yang bisa mencium dan merasakan segala kebaikan yang ada di KAMMI. tetap semangat, jika lillah insyaallah berkah :)”.

Sekian laporan wawancara saya dengan narasumber, semoga dapat di ambil hikmah dan manfaatnya untuk khalayak banyak.
Mohon maaf apabila masih banyak kesalahan serta kekurangan.
Jazakumullah khairan katsiran.. (Iis Lestari/Staff HuMas KAMMI UIN Bandung)



0 comments:

Posting Komentar

 
Back to top!