Searching...
Sabtu, 26 Maret 2016


  BIARKAN HADIAH BICARA


Sambunglah orang yang memutus silaturahmi denganmu. Berilah hadiah kepada orang yang enggan memberimu. Dan jangan hiraukan orang yang mendzalimi mu”. (HR.Ahmad)


JANGAN BIARKAN KEBENCIAN BERKELANJUTAN
Selalu saja ada sisi positif dan negatif dalam sebuah interaksi. Positif ketika interaksi menumbuhkan  rasa cinta dan penuh kasih sayang, kuatnya persaudaraan atau yang lebih dikenal dengan kata ukhuwwah islamiyah secara kaffah. Dan negatif, saat interaksi meletupkan bunga-bunga api kekecewaan, kebencian pun tak terelakan. Kebencian karena persoalan teknis semisal salah faham, emosi dadakan, mestinya hanya bisa bertahan dalam beberapa hari. Karena prinsipnya setiap mukmin punya ikatan yaitu akidah islam. Sehingga persoalan teknis dilapangan bisa cair sendiri bersama waktu dan kesibukan. Setelah itu,muncul lagi sebuah kerinduan. Namun begitulah syetan. Emosi yang labil menjadi alat efektif pintu syetan untuk mengobrak-abrik peersaudaraan. Sesama mukmin menjadi marahan. Bahkan, pada dosis tertentu marahan bisa diwariskan ke anak cucu. Na’udzubillah. Bahkan Rasulullah pernah bersabda, “Cinta bisa  berkelanjutan (diwariskan) dan benci pun demikian”. (HR.Al-Bukhori). Putus persaudaraan bukan hanya dilakoni para pelaku, tapi bisa diwariskan dari generasi ke generasi. Suatu hal yang mestinya tidak mungkin terjadi dalam diri seorang muslim itu sendiri.


SIRAM API DENGAN AIR, BUKAN DENGAN API
                Jika marah diibaratkan sebagai api, maka airlah yang paling cocok agar api itu segera padam. Tidak mungkin kalau api padam dengan api. Dan airlah yang sangat pas buat silaturahim. Sekeras apapun sebuah kebencian, boleh jadi rapuh dengan beberapa celah kasih sayang dan sentuhan persaudaraan bahkan ukhuwwah. Orang yang diumbar marah dan benci sebenarnya sangat membutuhkan perhatian. Tidak jarang, kebencian hanya bisa luluh dengan sebuah perhatian dan sapaan yang  begitu tulus. Banyak kisah menarik di masa Rasulullah SAW tentang hal itu. Abu Sufyan mungkin adalah orang yang paling sadis permusuhannya dengan Rasulullah. Siang malam dia mengatur siasat bagaimana caranya menghancurkan Rasulullah dan umat Islam. Tapi justru Abu Sufyanlah yang paling mendapat kehormatan dari Rasul ketika Mekah diambang penaklukan. “Siapa yang masuk ke masjidil haram mendapat keamanan. Dan siapa yang berkumpul di rumah Abu Sufyan, juga mendapat keamanan.” Begitulah kira-kira pengumuman Rasulullah kala itu. Coba antum bayangkan, sperti apa hati Abu Sufyan mendengar itu. Bingung, takjub dan hingga pada akhirnya ia luluh yang begitu luar biasa. Dia pun berbalik menjadi orang yang siap membela perjuangan Rasulullah SAW di mekah dan sekitarnya. Sungguh begitu luar biasanya cara meluluhkan kebencian yang paling efektif tanpa menimbulkan sebuah kebencian baru. Subhanallah banget bukan ?


HADIAH SEBAGAI PELUNAK KELAKUAN
                Ketika kles terjadi, yang mendominasi diri setelah itu adalah ego. Diri merasa paling benar, paling mampu dan lain sebaginya. Kelakuan pun muncul dengan begitu saja,seolah dalam dirinya cuma ada ego tidak ada nalar, empati apalagi rasa kasih sayang sesama saudara seiman. Jika tidak ada inisiatif jalan damai, kelakuan terus berlanjut bahkan biasa terwariskan ke anak cucu kita kelak. Sebenarnya ada ruang-ruang dalam diri kita yang sejalan dengan waktu membutuhkan perhatian, kerinduan terlebih sesama kader atau mukmin sejati. Baik maupun buruk sebuah hubungan persaudaraan bisa berbanding lurus dengan tingkat keimanan. Semakin kuat cahaya iman bersinar, rasa belas kasihan pun mulai mengganti ego dan benci karena lahirnya sebuah keharmonisan itu hingga menunggu momentum dan hadiah adalah merupakan alat yang sangat efektif  untuk menumbuhkan momentum itu.


SELALU PADA KOMUNIKASI
                Bisa dibilang, sebagian besar sebab munculnya kebencian karena salah menafsirkan sebuah ucapan. Atau, sebab molornya perseteruan karena tertutupnya peluang berkomunikasi. Yang pertama memperhatikan ketidakmampuan seseorang untuk mengungkapkan maksud baik. Plus, ketidaksanggupan dari pihak lain menahan diri membuat kesimpulan yang negatif. Ketidakmampuan mengutarakan maksud dan sifat reaktif di pihak lain menjadi sebuah perkara yang paling rawan munculnya kles. Seperti pernah kejadian ketika ada sebuah kasus Hathib Bin Abi Balta’ah di masa Rasul bisa menjadi sebuah pelajaran bagi kita semua. Para sahabat termasuk Rasulullah SAW kaget ketika mengetahui siapa pembocor rahasia penyerangan ke Mekkah. Orang itu bernama Hathib, kontan saja, Umar Bin Khattab minta izin ke Rasul menolak. Beliau SAW meminta sahabat untuk memanggil Hathib. Penjelasan pun disampaikan Hathib, sahabat yang masih punya keluarga di mekah ini pun mengungkapkan keterpaksaannya demi keselamatan keluarga disana, itu saja, tidak ada maksud membocorkan rahasia ke tangan musuh, Akhirnya Rasul pun memaafkan Hathib. Harus ada prakarsa agar kebencian tidak berlanjut. Dan yang terbaik adalah mereka yang lebih dulu mengawali kunjungan. Indahnya sebuah nasihat Rasulullah SAW : “Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi (memutuskan hubungan) dengan saudaranya melebihi dari tiga malam, hendaklah mereka bertemu untuk berdialog mengemukakan isi hati. Dan yang terbaik adalah yang pertama memberi salam (menyapa)”. (HR. Al-Bukhari)
Maka ikhwatifillah, sebagaimana penejelasan tadi marilah bersama-sama kita untuk menjaga dan meningkatkan ukhuwah islamiyah dengan saudara-saudara kita. Menjalin kembali silaturahmi atau interaksi yang berada di ambang batas sesuai dengan syariat islam. Salah satu solusi untuk merekatkan kembali ukhuwah adalah dengan saling memberi hadiah. Rasulullah shallallahu 'alaihi was salam bersabda; "Saling memberi hadiah lah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai." Hadiah merupakan bukti rasa cinta dan bersihnya hati seseorang , padanya ada kesan penghormatan dan pemuliaan. Dan oleh karena itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menerima hadiah dan menganjurkan untuk saling memberi hadiah serta menganjurkan untuk menerimanya.

#SALAM MUSLIM NEGARAWAN
#ALAMBAWAHSADAR

Oleh : Undang Abdul Muthalib ( SEKDEP HUMAS KAMMI UIN BANDUNG MASA JIHAD 2015-2016) 
Posting and edit  by KN

0 comments:

Posting Komentar

 
Back to top!