Searching...
Selasa, 21 April 2015

Kartini Masa Kini dalam aksi KAMMIsDay

Aksi KAMMIsDay Present By PK KAMMI UIN Bandung
@hari Kartini

klik link ini untuk melihat dokumentasi kegiatannya :
http://kammiuinbandung.blogspot.com/2015/04/dokumentasi-aksi-kammisday-kartini-masa.html


Aksi KAMMI UIN Bandung yang dimotori oleh Departemen Pemberdayaan Perempuan yang meneyesuaikan dengan momentum peringatan Hari Kartini, hari Ini 21 April 2015 didekat gerbang kampus UIN Bandung berjalan dengan apik, dan lancar dimana para mahasiswa yang berlalu lalang didepan aksi maka mendapatkan ucapan hari kartini dan semangat wanita Kartini masa kini yang sebenarnya, tentunya ucapan itu disertai dengan pemberian 
Press release :
Kartini Masa Kini
created by staff KP@Ayu A


Dua puluh satu April 1879 di Jepara telah lahir seorang wanita yang kehadirannya merupakan cambuk lahirnya emansipasi bagi wanita masa kini. Kartini, wanita asli Jawa yang hidup dengan kebudayaan yang kental hingga ia harus dipingit oleh keluarganya ketika ia menginjak usia remaja dan kemudian menikah. Kartini memiliki cita-cita besar untuk wanita Indonesia saat itu, ia memperjuangkan hak-hak yang seharusnya sama dimiliki wanita atas laki-laki. Cita-cita dan ide-ide gemilangnya itu kemudian ia tuliskan kedalam karangan-karangan yang diabadikan hingga sekarang. Kartini menuliskan gagasan-gagasam briliannya tentang emansipasi wanita kepada teman korespondensinya yang berasal dari Belanda yang kemudian tulisan-tulisan itupun diterbitkan dalam bentuk buku ketika Kartini wafat. Awal mula ide Kartini tentang emansipasi muncul, adalah karena ia membaca banyak buku yang di terbitkan oleh Belanda seperti Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Maltatuli. Yang kemudian karya-karya tersebut membuat Kartini bergerak massif untuk memperjuangkan hak-hak emansipasi. Dan atas mimpi-mimpinya tersebut, Kartini telah berhasil mendirikan sekolah yang bernamakan Sekolah Kartini yang telah menyebar di beberapa daerah pada saat itu, seperti Semarang, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan lain-lain.
Emansipasi yang diperjuangkan Kartini untuk wanita pada saat itu adalah erat kaitannya dengan kebebasan andil wanita pada masa kini. Hasil perjuangan Kartini sangat luar biasa dapat kita rasakan mengingat besarnya pengaruh wanita saat ini untuk kemajuan bangsa. Emansipasi tersebut melahirkan wanita-wanita kritis dan cerdas tanpa melupakan kewajiban-kewajibannya. Bangsa ini selalu membutuhkan Kartini. Kartini yang dinamis tanpa menanggalkan norma-norma yang telah dianut baik agama maupun masyarakat. Lalu bagaimanakah Kartini Masa Kini?
Kritis dan Cerdas. Mungkin itu yang pertama, mengingat globalisasi yang terus menerus mengalir deras. Peran wanita sangat penting karena wanita adalah tiang Negara. Apabila wanita pada masa ini tidak kritis dan cerdas maka bisa jadi tiang Negara ini akan roboh satu persatu disetiap dimensinya. Kritis adalah salah satu yang dilakukan Kartini di masa hidupnya, ia mentoyor adat yang mentawan haknya untuk belajar tanpa melawan adat tersebut. Cerdas, Kartini adalah wanita cerdas yang mampu mendeskripsikan gagasannya lewat tulisan yg brilian hingga gagasan itu mampu mengemansipasi wanita setelahnya. Oleh karenanya Kartini Masa Kini juga harus kritis dan cerdas untuk dapat membaur dengan zaman tanpa melebur kedalamnya.
Aktif tanpa menanggalkan kewajiban. Kartini masa kini haruslah aktif, ikut andil dan berani tampil dalam memajukan Bangsa dan lingkungan. Namun ia juga cerdas dalam me-manage posisinya apabila ia seorang pelajar, istri, seorang ibu serta umat beragama. Karena pada saat Kartini memperjuangkan hak emansipasinya ia tidak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai wanita Jawa yang beradat dengan suami seorang ningrat.
KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
KOMISARIAT UIN SGD BANDUNG
Open Recruitmen Daurah Marhalah 1 25-26 April 2015 di Villa Peradaban. Dengan tema “Refleksi Mahasiswa dalam Membangun Peradaban Bangsa”. 089655587648

Fb : Muslim Negarawan Uin Bandoeng | Twitter : @kammiuinbandung | Ig :@kammiuinbandung | Blog : kammiuinbandung@blogspot.com





Post by HUMAS KAMMI UIN Bandung/ staff~kn

0 comments:

Posting Komentar

 
Back to top!