Searching...
Sabtu, 14 Maret 2015

Menakar Satu Dekade IAIN menjadi UIN menuju Research University

Ulasan diskusi sore tadi, Jumat 13 Maret 2015.


Tema diskusi perdana yang diselenggarakan KAMMI UIN SGD Bandung dan dimotori oleh gagasan dan proker Deparetemen Kebijakan public  tadi adalah “Menakar  Satu Dekade Transformasi IAIN menjadi UIN menuju Research University”. Tema ini digagas berdasarkan pengamatan secara analisis bagaimana perjalanan UIN Sunan Gunung Djati Bandung setelah mengalamai perubahan dari IAIN menjadi UIN selama satu decade Dari tanggal 10 Oktober 2005 hampir sepuluh tahun silam.

Selain dari kader KAMMI UIN sendiri, diskusi kali ini dihadiri oleh aktivis dari organisasi lainnya seperti ; MHTI, HIMA PUI,HMI dan berapa perwakilan Fakultas. Diskusi yang dimulai dari pukul  16.00 WIB ini dibuka oleh moderator  Muhammad Arifin, kemudian dilanjutkan oleh Moderator Pemateri  Iwan Maulana.

Materi pertama disampaikan oleh Pak Mada yang  berkenaan dengan Akademik setelah IAIN menjadi UIN, " UIN Bandung adalah salah satu kampus yang berkonstribusi untuk Indonesia dalam hal produktivitas Akademiknya", kata dosen Fakultas Saintek  UIN Bandung ini. 
" Secara nasional produktivitas Akademik Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun dalam sekala Asia Tenggara dan Dunia Indonesia sangat tidak memuaskan mengingat banyaknya universitas yang berdiri di Indonesia dan tak sebanding dengan produktivitas karya akademiknya.  Begitu juga dengan website UIN Sunan Gunung Djati Bandung berada diurutan ke 59 dari ratusan kampus lainnya di tingkat pengunjung web. Hal ini menjadi PR besar bagi mahasiswa Indonesia khususnya UIN Bandung , dalam hal ini perlu pemecahan masalah yang serius untuk meningkatkan produktivitas akademik itu sendiri".

"Terbentuknya IAIN menjadi UIN hendaknya tidak membuat persepsi yang berbeda dan menjadi tersingkirnya pembelajaran ilmu agama dalam lingkungan kampus tersebut. Terbentuknya beberapa jurusan umum setelah menjadi UIN adalah  sebuah peluang untuk berkonstribusi dikancah peradaban pengetahuan terutama bagi umat Islam sendiri. Bukankah Islam mengalami kemunduran karena bukan hanya karena para ulama melupakan Ilmu agama?. Namun lebih dari itu bahwa ternyata Al-Quran sendiri terdiri dari 150 ayat yang membahas masalah fikih dan hokum, dan 800 ayat lainnya adalah ayat-ayat kauniyah. Maka dalam hal ini untuk memperbesar kecintaan pada Alloh sebagai hamba-Nya adalah menggali ayat-ayat kauniyah tersebut. Fakta juga menyebutkan bahwa pada abad 19 negeri-negeri muslim terjajah adalah karena berkurangnya ilmuwan muslim sendiri. Dan sekularisme yang sebenarnya adalah adanya pemisahan antara ilmu Agama dan Ilmu kehidupan", tambah beliau.

Materi kedua mengenai  “Pergerakan Mahsiswa” disampaikan sendiri oleh Ketua Umum KAMMI Komisariat UIN Bandung (2014-2015,)Anggara Adhe Putra. Materi tersebut beliau beri judul sendiri dengan ‘ Dari Kisruh Hingga Kisruh’, berdasarkan data dari pers SUAKA yang beliau kumpulkan mulai dari tahun 2004 hingga tahun 2014. 

Disebutkan pada tahun 2004 dimulai dengan penggulingannya ketua BEM melalui hak angket oleh DPM dan MPM, lalu dilanjutkan tahun 2005 setelah IAIN Bandung bertransformasi menjadi UIN tepat pada tanggal 10 Oktober  2005. Dan transformasi ini menuai polemic, karena gerakkan mahasiswa kala itu memandang transformasi  belum tepat karena kesiapan menjadi UIN belum matang. Dan isu sekularisme menjadi isu strategis yang disuarakan gelombang aksi kala itu.

Mulai tahun 2006 kampus mulai memanas dengan adanya perombakan system POK(Pedoman Organisasi Kemahasiswaan) serta campur tangan nya rektorat juga menambah kisruh kampus hingga hal ini terjadi sampai tahun 2009 ; fase ini disebut fase Vacum Of Power karena terjadinya kekosongan kekuasaan. Puncak kisruh terjadi pada tanggal 23-24 November 2009 dengan Forum Demokrasi Kampus yang menuntut agar Musema dibubarkan dan dilakukan Pemilu Raya. Aksi ini bentrok dan memanas setelah munculnya puluhan mahasiswa pro-Musema yang berdemo didepan pintu gerbang rektorat hingga keduanya bentrok .

Tahun 2010  tepatnya pada tanggal 3 Januari 2010 Musema II diselenggarakan di Pangandaran,Ciamis, mengingat tidak kondusif jika diselenggarakan di kampus.

“Tahun 2011, Musyawarah Senat Mahasiswa untuk ketiga kalinya digelar dengan waktu yang lama yaitusejak tanggal 21 Mei sampai 4 Juni 2011 di ruang Senat Gedung Rektorat. Dalam hal ini perubahan mengenai POK mencuat, dan akhirnya disepakati bahwa perubahan system berlandaskan SK Rektor tentang POK kepada system Student Government yang berlandaskan Trias Politika. Dan lagi-lagi terjadi gelombang aksi akibat adanaya logo UIN  baru yang didesign oleh mahasiswa ITB dan disinyalir mirip lambing yahudi kala itu. Hinnga setahun b erikutnya pada tahun 2012 rektorat menetapkan Pedoman Organisasi Kemahasiswaan Intra(POKI) sebagai amandemen system sebelumnya".

“Akhirnya setelah perjalanan panjang dan penuh aksi lika-liku tahun 2013 terpilihlah ketua Dema UIN yang baru, Fahru Rozi Ishak dan Muhammad Syarif Saefulloh  tahun 2014 hingga sekarang. Namun, system Trias Politica dalam hal ini belum dijalankan sesuai dengan mandat Demokrasi dan tidak adanya DPM dan MPM sebagai penyeimbang dan pengawal Kebijakan Dema”, imbuh Mahasiswa Humas tahun 2011 ini.

“Jika ingin melihat Politik yang sebenarnya bagaimana, maka lihatlah kampus UIN Bandung”, tambahnya mengutip kalimat Akbar Tanjung.

Di akhir diskusi ini selaku Ketua Umum KAMMI UIN Bandung, beliau mengajak dan menghimbau kader KAMMI dan aktivis organisasi lainnya untuk menghindari aksi kekerasan dan anarkis karena banyak PR lain yang perlu dilakukan sebagai konstribusi untuk negeri ini. “Ingat, kita adalah generasi yang berada setelah masa Reformasi”, tutupnya.

Sekian ulasan mengenai diskusi tersebut. Kritik dan saran serta masukkannya di harapkan demi keakuratan data dan fakta .





 #HUMAS KAMMI UIN Bandung; staff kn

0 comments:

Posting Komentar

 
Back to top!