Searching...
Minggu, 02 Juni 2013

Humas: Urgensi Mengemas Organisasi


“Since we cannot change reality. Let us change the eyes which see reality” ~Nikos Kazantzakis
            Keripik singkong. Tahukah? Saya yakin banyak orang yang mengenali makanan satu ini. Terlebih masyarakat Indonesia. Keripik singkong akan tetap menjadi keripik singkong. Bahannya berasal dari singkong kemudian diiris tipis dan digoreng hingga jadilah keripik singkong. Kita tidak bisa merubah bahannya, ketika ia diubah menjadi kentang. Maka bukanlah lagi keripik singkong namanya. Ketika bahannya sama, namun bukan digoreng, melainkan difermentasi. Maka, ‘Peuyeum’ lah namanya. Bukan lagi keripik singkong, kan? Bukan, bukan maksud saya untuk membicarakan singkong hingga diujung cerita. tapi bisnis keripik singkong bisa mengajari banyak. Cobalah menyusuri warung, toko makanan, hingga mobil-mobil yang terparkir di sisi jalan yang membawa banner keripik. Maka kita akan temukan sebuah produk yang sama: Keripik Singkong. Tapi, meskipun keripik itu sama, harganya sungguh sangat berbeda, Jauh malah! Tahukah apa yang membuat harga harga keripik singkong itu berbeda sangat jauh? Ya, Kemasan! Ya, Merek dan popularitas! Banyak orang yang rela mengeluarkan uang lebih besar untuk membeli produk yang sama namun kemasan berbeda. Karena ternyata sebuah kemasan berpengaruh besar, tentunya didukung oleh isi yang juga enak.  
            Kurang lebih seperti itulah tugas HUMAS, atau hubungan masyarakat atau Public Relation. Ia lah yang disebut front-liner dalam sebuah perjuangan. Pembentuk wajah bagi sebuah organisasi, pengemas informasi. Pentingnya hubungan masyarakat dapat dilihat dari eksistensinya dibegitu banyak instansi, dan organisasi, bahkan presiden pun memiliki humas nya tersendiri, yaitu juru bicara kepresidenan. Setiap instansi dan organisasi berlomba untuk mencantumkan Humas dalam struktur organisasinya. Heboh bukan?
            Terlebih bagi KAMMI, organisasi yang tak hanya membawa misi perubahan dan pergerakan untuk Indonesia. Namun, juga membawa nafas dakwah dalam setiap langkahnya. Sudah seharusnya KAMMI melangkah dengan wajah yang jauh lebih bersahabat dibanding yang lain. Sudah seharusnya organisasi pergerakan ini mengemas luar dalam organisasi dengan sebaik-baiknya. Lantas paradigma kerja seperti apa yang harus Humas pahami dan lakukan?. Dalam buku Humas Gerakan: Membangun citra gerakan, disebutkan bahwa humas bekerja dalam tiga paradigma kerja yaitu: Positive image building (pencitraan), networking (jejaring), dan journalistic (jurnalistik).
            Begitulah Humas seharusnya berperan. Namun, dalam realisasinya tentu tidak semulus teori-teori yang telah disampaikan. Ketika mulut boleh berbusa-busa dengan teori, ketika banyak orang mulai banyak menuntut kerja ‘sempurna’ para kader kehumasan untuk menunjukan wajah terbaik dari KAMMI itu sendiri. masih ada halangan tentunya pada pelaksanaan. Dan yang terpenting adalah SDM, Sumber Daya Manusia yang berada didalamnya, kan?. Sedikitnya kader yang berperan, kemampuan tentang kehumasan yang belum memadai pada diri kader, kebelum pahaman tentang kehumasan sendiri, dan lain sebagainya. Tak sedikit yang ditempatkan di Humas namun masih belum paham dengan apa itu Humas, dan bagaimana bergerak didalamnya. Oleh sebab itu, pembinaan internal sangat dibutuhkan, penempatan The right man, in The Right Place pun harus diperhatikan.
            Bagi sebuah organisasi, KAMMI khususnya, peran humas tentu bukan hanya ditopang oleh departemen kehumasan. Namun, peran humas dipegang oleh setiap kader, tanpa terkecuali. Setiap kader wajib memiliki spirit kehumasan. Sehingga tidak ada demarkasi antara siapa yang melakukan apa, tapi semua bekerja dengan kesadaran yang sama. Sebab masalah kebidangan hanya masalah siapa yang diamanahi secara struktural, tapi tanggung jawab berhubungan dengan elemen masyarakat adalah tanggung jawab semua”[1]
            Setiap kader KAMMI, membawa wajah KAMMI dalam pribadinya. Maka, para kader-kader didalamnya lah yang menentukan mau seperti apa kemasan yang nampak dalam pandangan masyarakat. Kemudian, Agenda Silaturahim semua kadernyalah yang akan menyulam jaring-jaring ukhuwah yang semakin melebar. Maka kemudian hubungan masyarakat dengan KAMMI akan semakin baik dan semakin harmonis.
            Yuk, kita samakan persepsi bahwa semua tugas kehumasan ini dan tugas apapun yang diemban dalam medan dakwah ini akan lebih indah jika dilakukan bersama. Karena, gerakan ini bermuara pada muara Visi dan Misi yang sama. Dengan Visi yaitu Allah SWT dan satu Misi : Kemenangan dakwah Islam.

Public Relation? Because we have to market our success…




[1] Buku Humas Gerakan, Edo Segara


S Sarah S
Sekretaris Departemen Hubungan Masyarakat
PK KAMMI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

0 comments:

Posting Komentar

 
Back to top!