Searching...
Rabu, 21 Agustus 2013

Mesir Kini


Oleh : Zamzam Aqbil Raziqin

Dunia kembali menjadi saksi pahitnya sebuah kehidupan. Bahwa dalam sebuah perjuangan menegakkan keadilan terdapat satu ujian berat yang mesti dilewati. Sehingga, kemudian kita dapat merasakan manisnya kesejahteraan.

Pada tanggal 3 Juni 2013 yang lalu adalah hari yang kelam bagi seluruh rakyat mesir dan seluruh manusia di dunia. Tepat pada tanggal tersebut di Mesir telah terjadi sebuah perbuatan keji dan penghianatan, bukan hanya penghianatan terhadap bangsa Mesir itu sendiri namun penghianatan terhadap Demokrasi di seluruh dunia di muka bumi ini.

Presiden Mesir pertama yang dipilih secara adil dan demokratis oleh rakyat mesir, telah digulingkan oleh militer secara paksa, tanpa ada alasan konstitusional yang mendasari perbuatan tersebut. Jelas hal ini adalah pelanggaran berat dalam system Demokrasi dimana kekuatan penuh dalam pemerintahan suatu Negara demokrasi adalah rakyat itu sendiri, maka hanyalah rakyat yang berhak menurunkan seorang presiden, bukan lembaga Negara, pemerintah itu sendiri atau bahkan militer yang jauh dari urusan konstitusi sebuah Negara demokrasi. Pada kenyataannya ketika Dr. Morsi di turunkan secara paksa oleh militer, jutaan orang di Mesir menolak hal tersebut. Mereka turun ke jalan menyuarakan penolakannya dan meminta agar militer mengembalikan jabatan presiden pada Dr. Morsi. Ini adalah suatu bukti nyata bahwa Dr. Morsi masih mempunyai dukungan demokratis untuk menjadi presiden Mesir, dan menjadi bukti bahwa penurunan dirinya bukan didasarkan pada kepentingan masyarakat Mesir.

Kita ingat bahwa Mesir adalah Negara dengan penduduk muslim terbanyak di Timur Tengah, hal ini membuat diri saya berspekulatif dengan fakta-fakta yang sebelumnya telah terjadi bahwa ada sebuah konspirasi dalam menurunkan Dr. Morsi. 30 tahun lebih camp David dibangun di Mesir, yang kemudian hal ini melahirkan atau mencetak ribuan militer tiap tahunnya. Dan secara jelas bahwa biaya camp David ini turun dari Amerika satu Miliar dollar setiap tahunnya, yang kemudian pada hari ini pasukan militer yang dilahirkan dari camp David itu menjadi senjata pihak yang mengkudeta Dr. Morsi untuk membantai rakyat mesir. Pengkudetaan ini kemudian menyebabkan terputusnya hubungan Mesir dengan Negara-negara muslim lainnya di timur tengah, sehingga kemudian besar kemungkinan hal ini akan menyebabkan kembalinya Israel untuk menjajah secara terang-terangan negeri-negeri muslim di timur tengah.

Berbicara kemanusiaan tidak harus melihat Negara mana, tidak harus melihat agama apa, dan tidak harus melihat siapa yang melakukannya, dimanapun kapanpun itu terjadi sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai warga dunia untuk memerangi pelanggaran terhadap kemanusiaan. Dan sayangnya saat ini pelanggaran kemanusiaan itu terjadi di negara muslim yakni Mesir, maka sudah selayaknya kita membantu saudara-saudara kita di Mesir untuk kembali mendapatkan keadilannya sebagai seorang manusia. Apalagi kita sebagai bangsa Indonesia mempunyai suatu hubungan yang erat dengan bangsa Mesir. Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa Negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia adalah Negara Mesir, maka sudah menjadi suatu kewajiban bagi kita sebagai bangsa Indonesia membela Bangsa Mesir dari kehancuran dan menghentikan pelanggaran kemanusiaan di Mesir.

Sejarah juga mencatat dengan tinta emas bahwa ketika Indonesia Merdeka dan kemudian Jepang menyerah kepada sekutu tanpa syarat, ternyata mereka masih ingin kembali menjajah negeri kita, meskipun kita sudah merdeka, ternyata belanda mendompleng kembali tentara sekutu untuk masuk kembali ke wilayah Indonesia sehingga terjadi perang kemerdekaan yang berlangsung dari tahun 1945-1949. Padahal kita sudah merdeka, dan diakui pertama kali oleh bangsa Mesir. Ada kejadian yang sangat luarbiasa, saat kapal-kapal inggris membawa tentara-tentara belanda dan membawa perbekalan untuk dibawa ke tanah jajahan di Indonesia, uniknya ternyata bangsa Mesir luarbiasa perjuangannya mereka berusaha menghentikan kapal-kapal tersebut. Itulah fakta sejarah yang mungkin baru kita ketahui.

Maka membela mesir agar kembali pada konstitusi negaranya yang menganut sistem demokrasi dengan Presiden terpilihnya yakni Dr. Morsi adalah suatu tindakan yang mencerminkan cinta terhadap Tanah Air Indonesia, karena kita sudah diwajibkan untuk membalas budi terhadap Bangsa Mesir yang telah banyak membantu Indonesia di masa Kemerdekaan, boleh jadi kita mempunyai hutang budi terhadap Negara-negara lain di dunia ini, tapi hutang budi terbesar kita adalah pada bangsa Mesir. Maka sudah menjadi satu kewajiban bagi kita Bangsa Indonesia memberikan sikap yang tegas terhadap kudeta militer yang terjadi di Mesir bahwa kita menolak pengkudetaan yang menodai nila-nilai demokrasi dan kita mengutuk segala macam bentuk pembantaian dan pendanaan untuk membantai rakyat-rakyat mesir. Minimal kita mendo’akan saudara-saudara kita di Mesir agar diberikan kesabaran dan kekuatan dalam menghadapi kedzaliman-kedzaliman yang terjadi disana, menggaungkan fakta-fakta sebenarnya yang terjadi di Mesir pun menjadi suatu langkah dukungan kita untuk Mesir. Lebihnya lagi kita membuat satu pernyataan sikap diplomasi agar Pemerintah Indonesia secara serius dan tegas dalam menanggapi konflik berkepanjangan di Mesir.




0 comments:

Posting Komentar

 
Back to top!