Searching...
Rabu, 13 Februari 2013

Islam Solusi Kebangkitan Bangsa


Oleh:

Zamzam Aqbil Raziqin[1]

Disampaikan pada acara DIALOGIKA Gema Pembebasan, Jum’at 8 Februari 2013

                Seperti yang kita semua ketahui bahwa Indonesia adalah Negara yang sangat dinamis, dimana setiap harinya selalu update dengan permasalahan-permasalahan yang baru, yang seharusnya di setiap permasalahan yang muncul dan bertambah itu Indonesia semakin bertambah dewasa atau peofesional dalam menaggapi masalahnya, namun pada nyatanya Indonesia tidak sanggup melaksanakan hal tersebut. Permasalahan yang muncul di Negara ini selain terus bertambah juga berdampak pada kehancuran yang terus mendalam. Terlepas dari hal itu, Indonesia adalah Negara dengan ribuan potensi di dalamnya yang dapat membangun Negaranya jauh lebih berkembang dari kedaaan saat ini. Namun di sayangkan hingga saat ini Indonesia belum memiliki anak bangsa yang dapat membawa dirinya kedalam kemerdekaan yang sesungguhnya. Namun juga tidak dapat kita pungkiri bahwa ada segolongan orang memiliki frame yang sama untuk serius dalam membangun bangsanya, namun dengan gerakan minoritas itu mereka belum mampu untuk menggenggam Indonesia sepenuhnya dan membawanya keluar dari penjajahan sunyi  ini. Jika boleh saya menilai kemerdekaan yang sesungguhnya itu ialah ketika seluruh masyarakat merasakan keadilan dan kesejahteraan dalam menjalankan kehidupannya.

                Sebagaimana saya jelaskan diatas bahwa Negara kita ini adalah Negara dengan berbagaimacam permasalahan yang sangat dinamis. Hal ini sebetulnya  tanpa kita sadari adalah sebuah konspirasi besar untuk kemudian menghancurkan negeri adidaya ini, karena semua orang di dunia ini tau bahwa Indonesia mempunyai kekayaan alam yang sangat melimpah, maka tak heran jika dulu Indonesia dapat mengusir Belanda lalu datang Jepang mengambil kesempatan dalam kesempitan, syukurnya Tuhan menakdirkan Hirasima dan Nagasaki tertimpa oleh bom atom. Perlu kita garis bawahi bahwa kegagalan barat dalam memetakan Indonesia untuk sebuah perabadan yang akan menghabiskan banyak nyawa orang di dunia[2] tidak saja berakhir pada tahun 1942 saja, namun kemudian ternyata barat masih ikut campur dalam penyelenggaraan kemerdekaan NKRI pada tahun 1945, dengan berhasilnya mengejawantahkan lambang yahudi pada lambang burung garuda di negeri kita tercinta ini. Pada nyatanya memang barat tidak akan pernah rela melepaskan diri dari negeri makmur ini, senantiasa dari sejak dulu kala sebetulnya permasalahan-permasalahan yang lahir di Indonesia senantiasa mungkin adalah sekenario dari orang-orang yang kemudian menginginkan Islam hancur di Indonesia ini. Sehingga kemudia barat berhasil membuat empat permasalahan besar yang kemudian harus kita semua selesaikan satupersatunya. Permasalahan besar itu di antaranya adalah:

                1. Moral

                2. Pendidikan

                3. Ekonomi

                4. Hukum

              

Degradasi moral adalah permasalah yang paling utama bangsa saat ini, dimana degradasi moral yang terjadi berdampak besar pada ke tiga hal yang lainnya. Kesadaran masyarakat akan keberadaan sang maha kuasa berkurang hari demi hari, sehingga kemudian membuat mereka melakukan hal-hal yang terlarang yang telah termaktubkan di dalam kitab suci-Nya. Di telinga masyarakat kini sudah bukan hal tabu lagi sebuah permaksiatan, bahkan perzinahan sekalipun itu sudah akrab di telinga masyarakat Indonesia, karena memang hukum yang di terapkan bukan berasal dari yang menciptakan mereka, melainkan mereka lebih percaya terhadap akal budi dan pikiran dari mereka sendiri sehingga perzinahanpun tidak di atur dalam Undang-undang dan masyarakat bebas melakukan kemaksiatan bahkan perzinahan. Pelacuranpun sudah bukan lagi hal yang tabu, sudah lumrah sepertinya karena memang masyarakat di buat lelah oleh permasalahan yang ada sehingga membuat mereka berfikir untuk mementingkan dirinya sendiri saja tanpa memikirkan lingkungan di sekitarnya. Lebih parahnya degradasi moral menjadi mayoritas di kalangan elit politik Negara “bukan-bukan” ini, sepertinya korupsi sudah menjadi agenda Jama’ah di negeri ini, dan sepertinya bukan hanya korupsi yang menjangkit tubuh elit politik namun permasalahan kawin ceraipun dalam jangka pendekpun sedang popular di akhir tahun 2012 kemarin.

Degradasi moral yang menyerang masyarakat Indonesia ini berdampak pada dunia pendidikan. Banyak hari ini sekaliber anak SD itu sudah berani melakukan hal yang tidak sepantasnya dilakukan, bagaimana dengan anak SMP dan SMA ? atau mungkin bagaimana mahasiswanya yang di jargonkan sebagai agen social of change. Generasi muda Indonesia ternyata sudah mulai di serang dari segi moral, mereka di suguhkan pada trand boyband atau sinetron atau bahkan lawakan untuk orang dewasa, sehingga kemudian pengaplikasian hidup mereka itu tidak berjalan pada jalan yang seharusnya, seharusnya mereka itu mengidolakan para tokoh pendidikan atau tokoh perjuangan, ini justru tanpa banyak orang sadari mereka diarahkan untuk kemudian mengidolakan orang yang sebetulnya hanya sekedar menjadi penghibur saja, sehingga output dari pembinaan didik yang dilakukan itu melahirkan orang-orang yang senantiasa merusak negeri ini, penghibur jadi elit politik, kan lucu, beda dengan seniman yang mempunyai kapabilitas untuk melukis negaranya dengan kebaikan-kebaikan.

Dalam hal ekonomi degradasi moral menekan masyarakat untuk kemudian menghalalkan segala cara untuk mempertahankan kebutuhan ekonominya, mungkin asalanya ia melakukan pencurian misalanya hanya kali itu saja, namun setelah ia berfikir bahwa hal yang dilakukan sangat menguntungkannya ia mengulangi dan mengulanginya lagi sehingga perbuatan itu menjadi akhlak dalam dirinya. Sebetulnya hal ini dapat selesai jika sirkulasi perekonomian di Indonesia berjalan sesuai dengan kebenarannya, maka permasalahan ekonomi ini berdampak pada kriminalitas-kriminalitas yang hadir setiap harinya di Negara ini. Hal ini membuat masyarakat tidak aman dan nyaman dalam melakukan aktifitas kehidupan, karena para pelaku kejahatan sekarang ini memang sangat bebas berkeliaran di manapun dan kapanpun tanpa kemudian mengenal waktu, jika dulu perampok itu malam hari sekarang perampok itu siang hari ada pagi ada sore juga ada.

Maka permalasan yang terakhir untuk di selesaikan adalah permasalahan Hukum, dimana ketika bangsa kita sudah baik moralnya, lalu kemudian di perbaiki pendidikannya dan ekonominya, hukum adalah hal ke empat yang harus di perbaiki guna mencegah bangsa ini kembali kepada zaman keterpurukan. Dengan lahirnya norma-norma hukum yang syar’I maka secara tidak langsung ini akan menekan angka kejahatan yang mungkin akan terjadi di Negara Indonesia ini, tidak perlu lagi takut dengan penegak hukum yang mudah di suap dan menjatuhkan hukuman dengan tidak adil jika hukum yang di buat atau di aplikasikan adalah hukum yang berdasarkan firman tuhan dan ucapan utusanNya yang sangat tidak memandang bulu.

Dari permasalahan di ataslah saya simpulkan bahwa solusi dari ke empat permasalahan utama di atas adalah ISLAM. Islam lahir untuk kemudian menyempurnakan ajaran sebelumnya, ini menandakan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil’alamin, sekalipun islam itu turun di kutub utara, maka kutub utara itu yang akan menyesuaikan dirinya dengan islam.

Bercermin pada keadaan madinah ketika zaman rasul akan membangun piagam madinah, maka keadaannya itu mirip sekali dengan keadaan Indonesia pada saat ini. Hal pertama yang di lihat adalah dari segi sosiologisnya, masyarakat madinah ketika itu menganut system pluralisme, di bagi kepada tiga keyakinan pertama adalah Islam, yahudi dan nasrani, Indonesiapun menganut system pluralisme islam ada, Kristen ada, hindu buda bahkan konghucupun ada. Lalu dari segi kehidupannya, mereka mengelami degradasi moral yang jauh lebih rusak di bandingkan Indonesia saat ini, beda nya adalah dulu itu tidak ada system pemerintahan yang di kodivikasikan, bahkan bisa di bilang memang tidak ada Negara, yang ada hanyalah suku (bani/kaum) saja.

Lalu kemudian Muhammad hadir dengan idealism nya sebagai seorang manusia, ia memupuk keyakinan yang sangat besar di tubuh masyarakat madinah ketika itu untuk kemudian mereka mempercayakan madinah di tangan seorang Muhammad yang jelas ketika itu Muhammadpun adalah seorang Nabi, mereka tidak sedikitpun mempunyai ketakutan untuk dihianati oleh seorang Muhammad bahkan Nabi Muhammadpun ketika membangun piagam madinah tidak membawa jargon Islam, beliau menghapuskan kalimat Basmalah dalam pembukaan piagam madinah, untuk kemudian meneguhkan pada hati masyarakat madinah ketika itu, Muhammad hadir bukan hanya sebagai Nabi untuk orang Islam saja, Muhammad hadir untuk seluruh Umat di dunia dan setelahnya terlepas apakah ia islam atau bukan karena yang member hidayah bukanlah Muhammad melainkan Allah SWT.

Maka kita selaku umat Islam di Indonesia, sebetulnya Allah telah member gambaran untuk kemudian kita meneggakan syari’at di Negara ini. Nabi Muhammad bahkan Allah sekalipun tidak pernah memerintahkan kita untuk mendirikan Negara Islam, maka dari itu kita tidak perlu repot-repot mendirikan Negara Islam dan menjalankan system yang di sebut system Islam. Cukuplah, jika system demokrasi yang sudah mengakar di Indonesia ini dapat memberikan kebaikan-kebaikan dan menuntun rakyatnya untuk kemudian menyembah pada Allah saja itu semua menandakan bahwa kita telah sukses dalam dakwah bernegara.

Sekarang bukan saat nya lagi kita mempermasalahkan system, seideal apapun sistemnya jika orang-orang yang menjalankannya tidak dibarengi dengan moralitas maka system itu akan senantiasa merusak bukan memperbaiki, sekarang saatnya kita mengislamkan system yang ada. Islam adalah jawaban dari “Mampukah Umat Bangkit?”. Kita tidak perlu lagi membicarakan sekularisme  di Indonesia, gagasan sekularisme Soekarno itu tidak beres, sehingga kemudian sampai saat ini hanya membawa kehancuran di Indonesia, sekularisme di Indonesia tidak sedikitpun di kodivikasikan, hanya sebatas klaimisasi dan budaya saja, maka kita tidak perlu repot membicarakan sekularisme karena jika ingin merubah budaya rubahlah akhlak nya, moralitas adalah hal utama yang harus di benahi. Islam secara otomatis akan mengscan seluruh penyakit di Negeri ini dan menawarkan antivirus-antivirusnya. Islam akan segera memberikan obat dari sekularisme dengan ajaran tauhidnya, islam akan segera memberikan obat dari degradasi moral dengan ajaran akhlaknya, islampun akan memberikan obat dari pendidikan, ekonomi bahkan hukum sekalipun dengan Al-quran dan Hadits Rasul-Nya.

Terakhir ana ingin menguti perkataan M. Natsir mengenai Islam sebagai Dasar Negara:

“Orang barangkali bertanya-tanya, bagaimanakah Islam dapat mengatur Negara yang modern ini, dengan 1001 macam persoalan yang berbelit-belit. Untuk menghilangkan perasan was-was dan keragu-raguan ini, dapat kita tegaskan bahwa orang tidak usah bertanya bagaimana caranya membuat begroting menurut Islam, deviezenregeling menurut islam, mengatur lalu lintas menurut islam, dan hal-hal semacam itu menurut islam.

Islam tidaklah mengatur 1001 hal-hal detail yang bersifat teknis dan bisa berubah-ubah menurut keadaan dan keperluan zaman. Islam memberikan dasar-dasar pokok yang sesuai dengan fitrah manusia, yang abadi dan tidak berubah, yang bisa berlaku di semua tempat dan zaman, baik di zaman dahulu kala atau zaman moden.

Jadi Negara yang berdasarkan Islam ia Negara Demokrasi. Ia bukan Negara yang secular, ia aadalah Negara demokrasi Islam. Dan kalaulah orang akan memberikan nama yang lebih umu, maka yang berdasarkan Islam itu dapat disebut Theistik Demokrasi.”[3]

[1] Wakil Ketua KAMMI Komisariat UIN SGD Bandung

[2] Putra Sulung Baginda (Pengajar Kajian Studi Palestina) menyampaikan materinya pada acara JAMNAS 4 Pelajar Persatuan Islam

[3] M Natsir dalam Buku “Islam sebagai Dasar Negara”

0 comments:

Posting Komentar

 
Back to top!