“Since
we cannot change reality. Let us change the eyes which see reality” ~Nikos Kazantzakis
Keripik
singkong. Tahukah? Saya yakin banyak orang yang mengenali makanan satu ini.
Terlebih masyarakat Indonesia. Keripik singkong akan tetap menjadi keripik
singkong. Bahannya berasal dari singkong kemudian diiris tipis dan digoreng
hingga jadilah keripik singkong. Kita tidak bisa merubah bahannya, ketika ia
diubah menjadi kentang. Maka bukanlah lagi keripik singkong namanya. Ketika
bahannya sama, namun bukan digoreng, melainkan difermentasi. Maka, ‘Peuyeum’ lah namanya. Bukan lagi keripik
singkong, kan? Bukan, bukan maksud saya untuk membicarakan singkong hingga
diujung cerita. tapi bisnis keripik singkong bisa mengajari banyak. Cobalah
menyusuri warung, toko makanan, hingga mobil-mobil yang terparkir di sisi jalan
yang membawa banner keripik. Maka
kita akan temukan sebuah produk yang sama: Keripik Singkong. Tapi, meskipun
keripik itu sama, harganya sungguh sangat berbeda, Jauh malah! Tahukah apa yang
membuat harga harga keripik singkong itu berbeda sangat jauh? Ya, Kemasan! Ya,
Merek dan popularitas! Banyak orang yang rela mengeluarkan uang lebih besar
untuk membeli produk yang sama namun kemasan berbeda. Karena ternyata sebuah
kemasan berpengaruh besar, tentunya didukung oleh isi yang juga enak.
Kurang
lebih seperti itulah tugas HUMAS, atau hubungan masyarakat atau Public Relation. Ia lah yang disebut
front-liner dalam sebuah perjuangan. Pembentuk wajah bagi sebuah organisasi,
pengemas informasi. Pentingnya hubungan masyarakat dapat dilihat dari
eksistensinya dibegitu banyak instansi, dan organisasi, bahkan presiden pun
memiliki humas nya tersendiri, yaitu juru bicara kepresidenan. Setiap instansi
dan organisasi berlomba untuk mencantumkan Humas dalam struktur organisasinya.
Heboh bukan?
Terlebih
bagi KAMMI, organisasi yang tak hanya membawa misi perubahan dan pergerakan
untuk Indonesia. Namun, juga membawa nafas dakwah dalam setiap langkahnya.
Sudah seharusnya KAMMI melangkah dengan wajah yang jauh lebih bersahabat
dibanding yang lain. Sudah seharusnya organisasi pergerakan ini mengemas luar
dalam organisasi dengan sebaik-baiknya. Lantas paradigma kerja seperti apa yang
harus Humas pahami dan lakukan?. Dalam buku Humas Gerakan: Membangun citra
gerakan, disebutkan bahwa humas bekerja dalam tiga paradigma kerja yaitu: Positive
image building (pencitraan), networking (jejaring), dan journalistic (jurnalistik).
Begitulah
Humas seharusnya berperan. Namun, dalam realisasinya tentu tidak semulus
teori-teori yang telah disampaikan. Ketika mulut boleh berbusa-busa dengan
teori, ketika banyak orang mulai banyak menuntut kerja ‘sempurna’ para kader
kehumasan untuk menunjukan wajah terbaik dari KAMMI itu sendiri. masih ada
halangan tentunya pada pelaksanaan. Dan yang terpenting adalah SDM, Sumber Daya
Manusia yang berada didalamnya, kan?. Sedikitnya kader yang berperan, kemampuan
tentang kehumasan yang belum memadai pada diri kader, kebelum pahaman tentang
kehumasan sendiri, dan lain sebagainya. Tak sedikit yang ditempatkan di Humas
namun masih belum paham dengan apa itu Humas, dan bagaimana bergerak
didalamnya. Oleh sebab itu, pembinaan internal sangat dibutuhkan, penempatan The right man, in The Right Place pun
harus diperhatikan.
Bagi
sebuah organisasi, KAMMI khususnya, peran humas tentu bukan hanya ditopang oleh
departemen kehumasan. Namun, peran humas dipegang oleh setiap kader, tanpa
terkecuali. Setiap kader wajib memiliki spirit kehumasan. “Sehingga tidak ada demarkasi
antara siapa yang melakukan apa, tapi semua bekerja dengan kesadaran yang sama.
Sebab masalah kebidangan hanya masalah siapa yang diamanahi secara struktural,
tapi tanggung jawab berhubungan dengan elemen masyarakat adalah tanggung jawab
semua”[1]
Setiap
kader KAMMI, membawa wajah KAMMI dalam pribadinya. Maka, para kader-kader
didalamnya lah yang menentukan mau seperti apa kemasan yang nampak dalam
pandangan masyarakat. Kemudian, Agenda Silaturahim semua kadernyalah yang akan
menyulam jaring-jaring ukhuwah yang semakin melebar. Maka kemudian hubungan
masyarakat dengan KAMMI akan semakin baik dan semakin harmonis.
Yuk,
kita samakan persepsi bahwa semua tugas kehumasan ini dan tugas apapun yang
diemban dalam medan dakwah ini akan lebih indah jika dilakukan bersama. Karena,
gerakan ini bermuara pada muara Visi dan Misi yang sama. Dengan Visi yaitu
Allah SWT dan satu Misi : Kemenangan dakwah Islam.
Public
Relation? Because we have to market our success…
[1]
Buku Humas Gerakan, Edo Segara
S Sarah S
Sekretaris Departemen Hubungan Masyarakat
PK KAMMI UIN Sunan Gunung Djati Bandung
0 comments:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.