Yang
lebih Penting Dari Terkabulnya Doa
Bahwa
Allah dengan ilmuNya lebih mengetahui apa yang kita atau hamba Nya butuhkan,
lebih mengerti apa yang hambaNya perlukan. Bukankah kata bijak mengingatkan
kita bahwa Alloh memberi apa yang kita butuhkan bukan yang kita ingin kan.
Bahwa Alloh juga yang mengatur system kehidupan alam ini tanpa manusia mengiba
atau meminta sebagai contoh oksigen untuk bernafas dengan mudah manusia
mendapatkannya dan bernafas dengannya. Serta memberikan karunia tak terhingga lainnya kepada
hamba-hambaNya. Baik untuk yang meminta maupun diam saja, penuh mengiba atau
yang bermuka masam, yang yakin maupun tak percaya; limpahan karunia serta rizki
dari Nya punya jalan tak terhingga.
Lantas,
untuk apa kita berdoa ? jika Alloh yang Maha Tahu, yang merajai alam semesta
mengetahui dengan sempurna setiap detil kehidupan makhlukNya ?
Baiklah,
mari kita menilik lagi kisah para pemantul dan pemancar ulang dari keagungan
penciptaNya, yaitu hamba-hambaNya yang dikaruniakan keselamatan, keberkahan,
dan segala kebaikan pada dirinya.
Pertama
kisah mulia pada Surah Al-Qashash yaitu nabi Musa a.s. ketika beliau melarikan
diri dari kejaran para pembesar Firaun yang telah berunding akan membunuh Musa lantaran
secara tak sengaja Musa telah membunuh orang Qibthi dari bangsa Firaun.
Sedangkan Musa sendiri adalah keturunan Yaqub alaihisalam, suku pendatang yang
diperbudak.
Musa
berlari dan menuju kearah Madyan dia berdoa ,”mudah-mudahan Tuhanku memimpinku kejalan yang
benar”(al-qashas: 22)
Kemudian
disana (Madyan) Musa melihat penduduk yang berdesak-desakkan memberi minum
tenak. Disana terdapat dua orang gadis yang memegang kekang kambing-kambing
mereka agar tak mendekati mata air sebelum pengembala-pengembala lainnya
memulangkan ternak mereka. Kemudian Musa dengan cekatan menawarkan bantuan
untuk memberi minum domba tersebut dan menyelesaikan sebab orang-orang
berdesak-desakkan dengan mengangkat batu
yang menjadi penghalangnya.
Tanpa
perlu imbalan dan ganjaran dari manusia, Musa kembali ketempat yang teduh lalu
berdoa , dalam surah al-qasash: 24. ,”Rabbii innnii lima anzalta min khairin
faqiir”, Duhai Pencipta, Pemelihara, Pemberi risky, Pengatur urusan, dan
Penguasaku; sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikkan(makanan) yang
Engkau turunkan kepadaku”.
Dalam
kisah ini, Musa yang tengah kelaparan hendak meminta makanan didalam doanya. Padahal cukup baginya jika ia
hendak meminta imbalan berupa makanan kepada dua gadis yang telah ia beri jasa
tadi sebuah jamuan.
Setidaknya
dalam kisah ini, Alloh lewat wahyu Nya
yang mulia hendak menyampaikan pelajaran berharga bagi kita umat manusia.
Seperti terdapat dalam buku Salim A.Fillah dalam karyanya “Lapis-Lapis
Keberkahan”, Musa mengajarkan kita tiga hal penting.
Pertama,
bahwa hanya Alloh lah yang layak di simpuhi kedermawananNya. Karena
meminta dan mengharap kepada makhluq hanyalah kehianaan dan kenistaan. Baik
hajat kecil yang ringan maupun berat seumpama sebuah makanan yang terbilang
kecil, hanya Alloh lah tempat meminta, memohon pertolongan.
Kedua, kita
melihat bagaimana seorang Musa dalam berdoa mempunyai sebuah adab atau tata
karma. Ini adalah hal yang penting, dari soal boleh atau tidak boleh. Sebagian
ulama mensyatiatkan bahwa sebuah doa kepada Alloh dengan susnan kalimat
perintah, ia benar dan dibolehkan sebagaimana
terdapat pad Al-quran dan Sunnah. Hal penting ini adalah soal patut tak
patut, soal indah tak indah, dan soal adab.
Maka
didalam doanya Musa tak mengatakan,”Ya Alloh, berikan..Ya Alloh, Turunkan…. Ya
Alloh, sediakan…” Namun Musa merundukkan diri dan berlirih hati,” Duhai
Pencipta, Pemelihara, Pemberi risky, Pengatur urusan, dan Penguasaku;
sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikkan(makanan) yang Engkau
turunkan kepadaku”.
Ketiga,
Musa menunjukkan bahwa berdoa bukanlah memberi tahu Alloh yang Maha Tahu apa hajat-hajat kita. Terlebih
dari iti, berdoa dalah bincang mesra dengan Rabb yang Maha Kuasa, agar diridhai
semua yang Dia Limapahkan, Dia ambil,
ataupaun yang Dia simpan untuk kita.
Maka
dalam doanya Musa tidak mengatakan, “ Ya Alloh, berikanlah padaku makanan”.
Musa pasrahkan karunia yang dimintanya pada ilmu Alloh Yang Maha Bijaksana. Dia
percayakan anugrah yang dimohonnya pada pengetahua Alloh Yang Maha Dermawan.
Dia pun mengatakan," sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu
kebaikkan(makanan) yang Engkau turunkan kepadaku”.
Dan dalam
kisah ini, Alloh pilihkan jawaban dan
balaskan kebaikkan melalui orang yang padanya Musa telah mengulurkan bantuan.
Sebuah keluarga terpilih, yang akan menjadi tempatnya mendewasa dan menjadi
titik tolak kenabian dan kerasulannya.( Al-qashash : 25-29)
Maka
demikianlah Alloh Yang Maha Pemurah. Bahkan, apa yang tak pernah kita minta,
Dia tidak pernah alpa memberikannya. Tiap Doa sessungguhnya kita diharap
bersiap menerima yang lebih baik, lebih
banyak, dan lebih indah. Baik di dunia maupun di Akhirat. Sebab hanya ditangan
Nya lah segala kebaikkan. Sebab, Dial ah
yang Maha Kuasa atas segala Sesuatu.
Maka Umar
Ibn Khatab berkata : “Aku tak pernah khawatir apakah doaku akan dikabulkan atau
tidak, sebab setiap kali Alloh mengilhamkan hamba-Nya untuk berdoa maka Dia
sedang berkehendak untuk memberi Karunia. Yang aku khawatirkan adalah jika aku
tidak berdoa”.
Maka
lezatnya penghambaan takkan terasa
hingga kita merasa bahwa bermesra pada Alloh dalam doa lebih penting dari
pengabulannya. Wallahu alam.
writing by : Kurnia Nusantari (KN)/ staff HUMAS masa jihad 2014-2015
0 comments:
Posting Komentar