Oleh : Zamzam Aqbil Raziqin
Dunia kembali menjadi saksi
pahitnya sebuah kehidupan. Bahwa dalam sebuah perjuangan menegakkan keadilan
terdapat satu ujian berat yang mesti dilewati. Sehingga, kemudian kita dapat
merasakan manisnya kesejahteraan.
Pada tanggal 3 Juni 2013 yang
lalu adalah hari yang kelam bagi seluruh rakyat mesir dan seluruh manusia di
dunia. Tepat pada tanggal tersebut di Mesir telah terjadi sebuah perbuatan keji
dan penghianatan, bukan hanya penghianatan terhadap bangsa Mesir itu sendiri
namun penghianatan terhadap Demokrasi di seluruh dunia di muka bumi ini.
Presiden Mesir pertama yang
dipilih secara adil dan demokratis oleh rakyat mesir, telah digulingkan oleh
militer secara paksa, tanpa ada alasan konstitusional yang mendasari perbuatan
tersebut. Jelas hal ini adalah pelanggaran berat dalam system Demokrasi dimana
kekuatan penuh dalam pemerintahan suatu Negara demokrasi adalah rakyat itu
sendiri, maka hanyalah rakyat yang berhak menurunkan seorang presiden, bukan
lembaga Negara, pemerintah itu sendiri atau bahkan militer yang jauh dari
urusan konstitusi sebuah Negara demokrasi. Pada kenyataannya ketika Dr. Morsi
di turunkan secara paksa oleh militer, jutaan orang di Mesir menolak hal
tersebut. Mereka turun ke jalan menyuarakan penolakannya dan meminta agar
militer mengembalikan jabatan presiden pada Dr. Morsi. Ini adalah suatu bukti
nyata bahwa Dr. Morsi masih mempunyai dukungan demokratis untuk menjadi
presiden Mesir, dan menjadi bukti bahwa penurunan dirinya bukan didasarkan pada
kepentingan masyarakat Mesir.
Kita ingat bahwa Mesir adalah
Negara dengan penduduk muslim terbanyak di Timur Tengah, hal ini membuat diri
saya berspekulatif dengan fakta-fakta yang sebelumnya telah terjadi bahwa ada
sebuah konspirasi dalam menurunkan Dr. Morsi. 30 tahun lebih camp David dibangun di Mesir, yang
kemudian hal ini melahirkan atau mencetak ribuan militer tiap tahunnya. Dan
secara jelas bahwa biaya camp David
ini turun dari Amerika satu Miliar dollar setiap tahunnya, yang kemudian pada
hari ini pasukan militer yang dilahirkan dari camp David itu menjadi senjata pihak yang mengkudeta Dr. Morsi
untuk membantai rakyat mesir. Pengkudetaan ini kemudian menyebabkan terputusnya
hubungan Mesir dengan Negara-negara muslim lainnya di timur tengah, sehingga
kemudian besar kemungkinan hal ini akan menyebabkan kembalinya Israel untuk
menjajah secara terang-terangan negeri-negeri muslim di timur tengah.
Berbicara kemanusiaan tidak harus
melihat Negara mana, tidak harus melihat agama apa, dan tidak harus melihat
siapa yang melakukannya, dimanapun kapanpun itu terjadi sudah menjadi kewajiban
bagi kita sebagai warga dunia untuk memerangi pelanggaran terhadap kemanusiaan.
Dan sayangnya saat ini pelanggaran kemanusiaan itu terjadi di negara muslim
yakni Mesir, maka sudah selayaknya kita membantu saudara-saudara kita di Mesir
untuk kembali mendapatkan keadilannya sebagai seorang manusia. Apalagi kita
sebagai bangsa Indonesia mempunyai suatu hubungan yang erat dengan bangsa
Mesir. Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa Negara pertama yang mengakui
kemerdekaan Indonesia adalah Negara Mesir, maka sudah menjadi suatu kewajiban
bagi kita sebagai bangsa Indonesia membela Bangsa Mesir dari kehancuran dan
menghentikan pelanggaran kemanusiaan di Mesir.
Sejarah juga mencatat dengan
tinta emas bahwa ketika Indonesia Merdeka dan kemudian Jepang menyerah kepada
sekutu tanpa syarat, ternyata mereka masih ingin kembali menjajah negeri kita,
meskipun kita sudah merdeka, ternyata belanda mendompleng kembali tentara
sekutu untuk masuk kembali ke wilayah Indonesia sehingga terjadi perang
kemerdekaan yang berlangsung dari tahun 1945-1949. Padahal kita sudah merdeka,
dan diakui pertama kali oleh bangsa Mesir. Ada kejadian yang sangat luarbiasa,
saat kapal-kapal inggris membawa tentara-tentara belanda dan membawa perbekalan
untuk dibawa ke tanah jajahan di Indonesia, uniknya ternyata bangsa Mesir
luarbiasa perjuangannya mereka berusaha menghentikan kapal-kapal tersebut. Itulah
fakta sejarah yang mungkin baru kita ketahui.
Maka membela mesir agar kembali
pada konstitusi negaranya yang menganut sistem demokrasi dengan Presiden
terpilihnya yakni Dr. Morsi adalah suatu tindakan yang mencerminkan cinta
terhadap Tanah Air Indonesia, karena kita sudah diwajibkan untuk membalas budi
terhadap Bangsa Mesir yang telah banyak membantu Indonesia di masa Kemerdekaan,
boleh jadi kita mempunyai hutang budi terhadap Negara-negara lain di dunia ini,
tapi hutang budi terbesar kita adalah pada bangsa Mesir. Maka sudah menjadi
satu kewajiban bagi kita Bangsa Indonesia memberikan sikap yang tegas terhadap
kudeta militer yang terjadi di Mesir bahwa kita menolak pengkudetaan yang
menodai nila-nilai demokrasi dan kita mengutuk segala macam bentuk pembantaian
dan pendanaan untuk membantai rakyat-rakyat mesir. Minimal kita mendo’akan
saudara-saudara kita di Mesir agar diberikan kesabaran dan kekuatan dalam
menghadapi kedzaliman-kedzaliman yang terjadi disana, menggaungkan fakta-fakta
sebenarnya yang terjadi di Mesir pun menjadi suatu langkah dukungan kita untuk
Mesir. Lebihnya lagi kita membuat satu pernyataan sikap diplomasi agar
Pemerintah Indonesia secara serius dan tegas dalam menanggapi konflik
berkepanjangan di Mesir.
0 comments:
Posting Komentar