Suatu kenikmatan yang amat besar saat kita tidur kemudian kita
terbangun kembali. Tidak semua orang dapat merasakan kenikmatan ini. Saat subuhpun merupakan suatu pelajaran yang
binatang ajarkan kepada manusia. Waktu subuh sautan ayam telah mengarjarkan
kita untuk bangun dan mengucap rasa syukur terhadap Allah. Pada saat tersebut, seseorang tertidur tanpa berhubungan dengan
dunia nyata. Tubuh dan jiwanya terpisah. Saat ini, yang dia pikirkan sebagai
tidur, sebenarnya adalah sejenis kematian. Allah menerangkan dalam Al Qur’an
bahwa jiwa manusia diambil pada saat mereka tertidur.
Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa
yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang
hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada
Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu
kerjakan (QS Al An'am, 6:60)
Sesungguhnya
saat kita tertidur Allah mematikan kita sesaat. Oleh karenanya Rasulullah
mengajarkan do’a “Alhamdulillahi al-ladzi ahyaana ba’da ma amatana wa ilaihi
an-nushur” artinya “Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah dimatikan-Nya,dan
kepada-Nya kami akan kembali”.
Suasana segar dipagi hari memberikan inspirasi tertanda kekuasaan
Illahi. Segarnya udara pagi belum terkontaminasi polusi memberikan khasiat yang
luar biasa bagi pernafasan kita. Kualitas
oksigen yang baik ini akan memaksimalkan kerja otak, mencegah kerusakan
paru-paru, memperlancar peredaran darah, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Di
saat orang membuka matanya di pagi dini hari, dia menujukan pikirannya kepada
Allah dan memulai hari dengan sebuah sholat yang khusyuk, Sholat subuh.
Bagi mereka yang beriman dan hidup berdasarkan ajaran Al Qur’an,
setiap hari baru penuh akan bukti keberadaan Allah dan kenyataan yang menuntun
kepada iman. Sebagai contoh, membuka mata dan memulai hari merupakan salah satu
nikmat Allah kepada manusia dan kenyataan yang menuntun kepada iman yang perlu
direnungkan.
Allah
memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum
mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya
dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan (QS Az Zumar,
39:42)
Dalam ayat-ayat tersebut, Allah berfirman bahwa jiwa manusia diambil
pada saat tidur, namun dikembalikan lagi sampai waktu yang telah ditentukan
untuk kematian datang. Selama tidur, seseorang setengah kehilangan kesadaran
terhadap dunia luar. Untuk bangkit dari “kematian” tidur kepada kesadaran dan
kondisi yang sama seperti pada hari sebelumnya, dan untuk dapat melihat,
mendengar, dan merasakan dengan baik dan sempurna adalah sebuah keajaiban yang
harus kita renungkan. Seseorang yang berangkat tidur di malam hari tidak dapat
memastikan bahwa nikmat yang tiada bandingannya ini akan diberikan lagi
kepadanya besok pagi. Dan kita tidak pernah dapat memastikan apakah kita akan
mengalami bencana atau bangun dalam kondisi sehat.[1]
Sementara pengertian dari barokah itu sendiri
ialah “ziyadah Al-Khoir” artinya bertambah kebaikan. Sungguh beruntung bagi
orang yang dalam hidupnya panjang umur dan banyak amal kebaikan atau amal
sholehnya. Semoga kita bisa memanfaatkan usia, sehingga dapat beramal sholeh
dengan ikhlas. Aamiin.
Wallahua’lam bishshowab. . .
Muhamad Hanif Fuadi
Staff Pengembangan Masyarakat PK KAMMI UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Ditulis 05.15 Wib
0 comments:
Posting Komentar